Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Badai PHK di Indonesia, Menaker: Tidak Semuanya Benar

Menaker membantah adanya gelombang PHK di tanah air belakangan ini.

6 Maret 2025 | 09.00 WIB

Buruh dan karyawan mendengarkan pidato dari direksi perusahaan di Pabrik Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, 28 Februari 2025. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah mencatat 10.965 buruh dan karyawan di empat perusahaan terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) PT. Sritex Tbk setelah diputus pailit oleh Pengadilan Niaga. Antara/Mohammad Ayudha
Perbesar
Buruh dan karyawan mendengarkan pidato dari direksi perusahaan di Pabrik Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, 28 Februari 2025. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah mencatat 10.965 buruh dan karyawan di empat perusahaan terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) PT. Sritex Tbk setelah diputus pailit oleh Pengadilan Niaga. Antara/Mohammad Ayudha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli angkat suara soal badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di Indonesia pada 2025. Menurut dia, tidak semua kabar yang beredar adalah benar, misalnya PT Mayora Indah Tbk yang sebelumnya disebut-sebut telah melakukan PHK massal terhadap pekerjanya. “Ada beberapa perusahaan yang ketika kami baca di media, dituliskan ada PHK. Namun, setelah kita cek, tidak semuanya (benar). Contohnya, Mayora tidak seperti itu. Ada beberapa (perusahaan) yang dilaporkan PHK malah pekerjanya bertambah,” kata Yassierli dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025, seperti dikutip dari Antara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia pun meminta dukungan media agar bisa menyajikan informasi dengan valid. Dia menyebut seluruh informasi yang beredar terkait PHK massal harus dipastikan kebenaran datanya. “Kami butuh dukungan media untuk bisa melihat informasi ini secara utuh. Validitas informasi yang beredar harus kita jaga,” ucap Yassierli. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lebih lanjut, dia berdasar pada pernyataan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pada Selasa, 4 Maret 2025, yang menyebutkan bahwa industri manufaktur dalam negeri terus bertumbuh sekaligus menyerap tenaga kerja lebih banyak daripada angka PHK. 

Mengacu pada data dari Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) pada 2024, total tenaga kerja baru yang diserap industri manufaktur yang mulai beroperasi pada tahun lalu mencapai 1.082.998 orang. Angka tersebut lebih besar dari PHK yang dilaporkan Kemnaker di tahun yang sama, yaitu 48.345 orang. 

Sebagai catatan, jumlah pekerja yang di-PHK pada periode itu bukan hanya berasal dari industri manufaktur, tetapi total keseluruhan sektor ekonomi. “Pesan positif ini harus disampaikan. Walaupun kami tidak menutup mata kalau ada perusahaan atau industri yang berada di fase kontraksi, tapi ada juga yang tumbuh,” ujar Yassierli. 

Dia menjelaskan, ada beberapa faktor pemicu PHK, mulai dari kondisi ekonomi makro, daya saing perusahaan, hingga tata kelola perusahaan. Dia pun optimistis bahwa penyerapan tenaga kerja di Indonesia akan mengalami pertumbuhan pada 2025. “Ada (industri atau perusahaan) yang akan menyerap ribuan tenaga kerja, dan program-program strategis Presiden Prabowo Subianto yang akan menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang signifikan. Saya berharap kita semua bisa bekerja sama untuk (mewujudkan harapan) ini,” kata Yassierli.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus