Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kejar Target Bandara Penyangga

Bandara Pondok Cabe melayani penerbangan komersial di seputar Jakarta, saat Bandara Halim Perdanakusuma dipugar. Wings Air mundur sementara lantaran sepi penumpang.

20 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pesawat jenis ATR-72 milik Wings Air bersiap parkir saat uji coba operasional penerbangan komersil di Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, 4 Agustus 2022. ANTARA/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Bandara Pondok Cabe mulai melayani penerbangan sipil berjadwal pada awal Agustus 2022.

  • Bandara Pondok Cabe dan Bandara Halim Perdanakusuma menopang penerbangan di sekitar Jakarta.

  • Pemugaran Bandara Halim Perdanakusuma sudah rampung.

KEDAI kopi milik Muhammad Nur di pinggir jalan masuk menuju Bandar Udara Pondok Cabe, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten, mendadak ramai. Hari itu, Jumat, 5 Agustus lalu, maskapai penerbangan Wings Air terbang perdana dari bandara yang dikelola oleh PT Pelita Air Service tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mengoperasikan Bandara Pondok Cabe, Pelita Air, yang berstatus anak usaha PT Pertamina (Persero), bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero). "Warung ramai oleh pengantar, taksi, dan penjemput penumpang, sekadar ngopi atau makan mi instan," kata Nur kepada Tempo, Kamis, 18 Agustus lalu. Nur mengatakan Pondok Cabe makin ramai setelah Bandara Halim Perdanakusuma ditutup sementara karena sedang direnovasi. “Taksi jadi nambah banyak di sini.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian Perhubungan membuka sementara Bandara Pondok Cabe untuk melayani penerbangan sipil komersial. Dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2022 yang terbit pada 25 Januari lalu, pemerintah menetapkan Bandara Pondok Cabe sebagai pengganti sementara layanan penerbangan umum dari dan ke Bandara Halim Perdanakusuma.

Wings Air menjadi maskapai pertama yang melayani penerbangan penumpang sipil berjadwal di Bandara Pondok Cabe. Maskapai di bawah Grup Lion Air ini membuka rute penerbangan untuk tujuan Jawa Tengah, yaitu Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga dan Bandara Ngloram di Cepu. Pesawat Wings Air terbang saban Jumat untuk perjalanan pergi-pulang.

Maskapai lain yang beroperasi di Bandara Pondok Cabe adalah Susi Air, yang melayani penerbangan carter berjadwal dan tidak berjadwal. Susi Air mengumumkan pengalihan layanan dari Halim ke Pondok Cabe pada 24 Januari lalu dan beroperasi dua hari kemudian. Pondok Cabe menjadi pilihan karena Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, tak melayani penerbangan pesawat baling-baling.

Pada Kamis, 18 Agustus lalu, dari Jalan Raya Pondok Cabe tampak pesawat Pelita Air berjejer. Terlihat juga pesawat milik Direktorat Kepolisian Udara yang sedang parkir. Namun pesawat Wings Air sama sekali tak kelihatan.

Ternyata, menurut Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro, Wings Air menghentikan sementara layanan dan operasi dari Bandara Pondok Cabe mulai 19 Agustus 2022 hingga waktu yang belum ditentukan. Dia menjelaskan, keputusan ini adalah bagian dari langkah penataan ulang dan kinerja rute berjadwal. Ternyata dua rute yang dilayani Wings Air dari Bandara Pondok Cabe merugi karena tingkat permintaan dan jumlah penumpang yang rendah.

Danang mengatakan telah memindahkan satu pesawat Wings Air pada Sabtu, 13 Agustus lalu, dari Pondok Cabe ke Denpasar. “Pesawat tersebut beroperasi ke rute-rute lain, sesuai dengan rotasi (jadwal pesawat)," tuturnya. Sebelumnya, Wings Air menyiapkan satu pesawat untuk penerbangan dari Bandara Pondok Cabe dan menyiagakan pesawat cadangan di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung; dan Bandung.

Walhasil, tak ada lagi keramaian di kedai kopi Muhammad Nur seperti yang terasa di awal Agustus lalu. Dia mengungkapkan, keramaian hanya terasa pada hari pertama penerbangan Wings Air. “Tapi setelahnya, sampai sekarang, ya biasa lagi,” ujarnya.

Petugas memeriksa penumpang untuk penerbangan komersil perdana menuju Purbalingga di Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, 5 Agustus 2022. ANTARA/Muhammad Iqbal

Padahal pengelola bandara itu telah menyiapkan gagasan besar. Pelita Air dan Angkasa Pura II akan meningkatkan utilisasi dan fungsi Bandara Pondok Cabe. Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan mengatakan kerja sama dilakukan untuk memaksimalkan potensi besar Bandara Pondok Cabe. “Nantinya Bandara Pondok Cabe dapat memfasilitasi berbagai kegiatan bisnis di sektor penerbangan dan memperkuat ekosistem penerbangan nasional," ucapnya.

Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan sedang merencanakan pengembangan Bandara Pondok Cabe menjadi bandara yang dapat memberikan seamless journey experience dan customer experience terbaik melalui penerapan teknologi. “Kolaborasi ini untuk memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang pesawat dan maskapai serta menjaga konektivitas udara di Indonesia," katanya.

•••

SAAT Bandara Pondok Cabe kembali sepi, proyek revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma hampir rampung. Juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengatakan penyehatan landas pacu (runway) dan landas hubung (taxiway) serta peningkatan kapasitas landas parkir atau apron pesawat udara telah selesai.

Pembangunan sisi darat, seperti renovasi gedung Naratetama dan Naratama serta bangunan operasi, antara lain terminal penumpang; perbaikan sistem drainase; serta penataan fasilitas lain, sudah kelar. “Tinggal pembangunan terminal VVIP (very very important person) yang masih berjalan,” ucapnya pada Kamis, 11 Agustus lalu.

Adita mengatakan renovasi Bandara Halim Perdanakusuma sudah sesuai dengan target sehingga bisa kembali melayani penerbangan komersial pada September mendatang. Kementerian Perhubungan dan para pihak terkait sedang membahas rencana operasi, apakah penerbangan akan sama seperti semula atau bakal ada penataan ulang.

Pemugaran Bandara Halim Perdanakusuma dimulai pada 26 Januari lalu. Renovasi ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Fasilitas Pangkalan Tentara Nasional Indonesia/Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Revitalisasi dilakukan untuk memperbaiki fasilitas darat ataupun udara guna meningkatkan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan. Pemerintah menyiapkannya untuk menyambut delegasi negara-negara anggota G20 pada Oktober mendatang.

Selama pemugaran, bandara ini berhenti beroperasi sementara. Pemerintah memindahkan penerbangan antara lain ke Bandara Soekarno-Hatta, Pondok Cabe, dan Budiarto di Banten serta Bandara Husein Sastranegara di Bandung dan Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan meminta operator bandara dan maskapai menyiapkan langkah penanganan penumpang, seperti pembatalan penerbangan, refund tiket, dan pengalihan rute penerbangan. Bandara Halim Perdanakusuma selama ini melayani penerbangan niaga berjadwal, tidak berjadwal, kargo, militer, dan VVIP.

Pemugaran Bandara Halim Perdanakusuma memakai anggaran 2022 Kementerian Perhubungan. Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto, mengatakan telah mengeluarkan dana lebih dari Rp 500 miliar untuk memperbaiki runway dan membangun terminal VIP.

Awalnya program revitalisasi direncanakan berlangsung tiga setengah bulan saja. Namun, menurut Novie, target penyelesaian mundur karena beberapa hal. Misalnya soal administrasi dan pembongkaran hingga masuk ke tahap pembangunan konstruksi baru. “Starting project juga tidak di Januari,” tuturnya.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah menegaskan bahwa penerbangan untuk masyarakat umum di Bandara Halim Perdanakusuma akan dibuka kembali pada September mendatang. Dia berharap pengelolanya sudah siap melayani masyarakat yang memerlukan jasa angkutan udara.

 KHAIRUL ANAM, MUHAMMAD KURNIANTO (TANGERANG SELATAN)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Retno Sulistyowati

Retno Sulistyowati

Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo pada 2001 dengan meliput topik ekonomi, khususnya energi. Menjuarai pelbagai lomba penulisan artikel. Liputannya yang berdampak pada perubahan skema impor daging adalah investigasi "daging berjanggut" di Kementerian Pertanian.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus