Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) dikabarkan bakal membeli surat berharga negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah. Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Triwahyono menjamin intervensi tersebut bakal dilakukan hati-hati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Triwahyono, bank sentral akan memperhatikan besaran dan kebutuhan likuiditas untuk perekonomian sebelum menyerap SBN. “Terkait dengan kebijakan pembelian SBN oleh BI, yang jelas kami lakukan itu sangat berhati-hati,” ucapnya di sela Taklimat Media Bank Indonesia di Tugu Kuntskring Palais, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bank Indonesia menurut dia bakal memantau kondisi pasar yang ada sebelum membeli SBN agar tak mendistorsi harga. Menurut Triwahyono pembelian surat berharga oleh BI biasanya dilakukan ketika terjadi aksi jual atau sell off asing di pasar SBN. “Jadi ketika asing mau keluar dari pasar SBN di situlah kami menstabilisasi dengan cara kita melakukan pembelian,” ujarnya.
Triyono memastikan BI bakal memperhatikan dampak rambatan dari langkah tersebut. Sehingga tak bakal merembet ke mana-mana, apalagi sampai menggoyahkan nilai tukar. Pembelian SBN ketika terjadi aksi jual dari investor asing, menurut dia justru bertujuan menstabilkan rupiah.
Sseperti diketahui, pembelian SBN merupakan salah satu langkah operasi moneter BI. Sebelumnya bank sentral dikabarkan bakal memborong surat berharga negara sekitar Rp150 triliun di pasar sekunder tahun ini. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan rencana tersebut sudah menjadi kesepakatan antara dirinya dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.