Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyebutkan total kebutuhan investasi selama lima tahun ke depan (2025-2029) sebesar Rp 47.587,3 triliun. Hal tersebut disampaikan oleh Staf Ahli Bappenas Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Siliwanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Rata-rata sekitar Rp 9.517,5 triliun per tahun,” kata Siliwanti di Jakarta, Rabu, 18 Desember 2024, seperti dikutip dari Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan investasi ini akan bersumber dari tiga kelompok utama, yakni pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan swasta/masyarakat.
Lewat paparannya, Siliwanti menyebutkan investasi yang efisien dan transformatif menjadi salah satu kunci mendorong perekonomian tahun 2025-2029. Berdasarkan komposisi pembelian, investasi dari swasta/masyarakat menjadi kontributor terbesar.
“Ini yang kita harapkan adalah sekitar 86,7 persen atau sekitar Rp 41.277 triliun,” kata Siliwanti.
Sementara itu, investasi pemerintah sekitar 6,9 persen atau sekitar Rp 3.282,7 triliun. Adapun besaran persentase untuk investasi BUMN 6,4 persen atau Rp 3.027,7 triliun.
“Hal ini menggarisbawahi bahwa peran penting sektor swasta/masyarakat dalam mendukung perekonomian nasional ke depan,” tuturnya.
Adapun pemerintah Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen selama lima tahun ke depan. Beberapa prasyarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen yaitu meningkatkan Penanaman Modal Asing (PMA) per Produk Domestik Bruto (PDB) 2 persen, kontribusi industri per PDB tahun 2029 meningkat hingga 21,9 persen, ekspor barang 400 miliar dolar Amerika Serikat (AS), lalu pangsa pasar rantai pasok global/global value chain 1,4 persen.
Pemerintah juga menargetkan peningkatan pendapatan negara per PDB tahun 2029 mencapai 18 persen, belanja negara per PDB 20 persen, produksi pangan meningkat 20 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), proporsi kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 45,6 persen, dan rasio PDB Pariwisata 5 persen dengan devisa US$ 39,44 miliar.