Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bappenas Sebut Negara Ini Pindahkan Ibu Kota Kurang dari 5 Tahun

Dengan teknologi lebih maju, kemampuan tenaga kerja dan dukungan infrastruktur lebih baik, Indonesia diyakini juga berhasil pindahkan ibu kota negara.

2 Oktober 2019 | 08.27 WIB

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro.
Perbesar
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebutkan ada dua negara yang berhasil memindahkan ibu kota negaranya dalam waktu kurang dari lima tahun. Dua negara itu adalah Brasil dan Pakistan pada tahun 1960-an yang dinilainya bisa dicontoh oleh Indonesia yang kini tengah berancang-ancang memindahkan ibu kota ke dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Membutuhkan waktu tidak lebih dari lima tahun untuk membuat kota yang dibangun dari nol dan sudah beroperasi sebagai pusat pemerintahan atau ibu kota negara," ujar Bambang saat menjadi pembicara kunci dalam acara talkshow  bertajuk 'Rancang Bangun dan Kesiapan Kalimantan Timur Sebagai Ibu Kota Negara' di Balikpapan, Selasa malam, 1 Oktober 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bambang menjelaskan, Pemerintah Brasil di bawah pimpinan Presiden Juscelino Kubitschek saat itu merasa ada ketimpangan yang luar biasa antara masyarakat yang tinggal di daerah pantai dengan masyarakat di daerah Sungai Amazon. Pada 1956, pemindahan ibu kota negara mulai dilakukan dari Rio De Janeiro ke Brasilia, yang saat itu tanahnya relatif kosong kendati ada penduduknya namun minim kegiatan.

"Akhirnya pada 1960 Presiden Brasil saat itu berhasil mendeklarasikan ibu kota negara baru, hanya dalam waktu lima tahun," kata Bambang.

Adapun Pakistan memindahkan ibu kota negara dari Karachi ke Islamabad di bawah pimpinan Presiden Ayub Khan. Wilayah Karachi yang berada di pinggir pantai saat itu dianggap sudah tidak terkendali walaupun berkembang menjadi kota dagang dan bisnis.

Pakistan punya perbatasan dengan Afganistan dan di situ ada daerah pegunungan yang Pakistan juga sulit memonitornya. Oleh karena itu, harus ada perimbangan di samping mengurangi beban Karachi karena penduduknya juga banyak dan padat seperti Indonesia dan pemerintah tidak bergantung pada Karachi.

"Kemudian pada 1963 berhasil dipindahkan hanya dalam waktu empat tahun dari Karachi ke Islamabad," ujar Bambang.

Berkaca dari keberhasilan Brasil dan Pakistan tersebut, menurut Bambang, seharusnya juga bisa dilakukan di Indonesia dalam periode waktu yang sama atau bahkan lebih cepat. Dengan dukungan teknologi yang lebih maju, kemampuan tenaga kerja yang lebih baik, serta dukungan infrastruktur yang lebih baik, mimpi untuk membangun ibu kota negara yang baru di wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara bisa terwujud.

Oleh karena itu, Bambang mengaku selalu yakin awal 2024 pemerintahan itu di ibu kota baru sudah bisa dimulai. "Jadi harus ada deadline yang ketat dan contoh yang jelas supaya semua orang termotivasi untuk bisa melakukannya tepat waktu."

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus