Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

BBM Shell Jadi Rebutan Usai Dugaan Skandal BBM Oplosan Pertamina

Kelangkaan BBM di SPBU swasta seperti Shell mengundang perhatian sebab terjadi berdekatan dengan terkuaknya dugaan BBM oplosan.

2 Maret 2025 | 07.04 WIB

Pengisian bahan bakar minyak di SPBU Shell, Jakarta, 7 Februari 2025. Produk BBM di SPBU Shell mulai tersedia kembali secara bertahap, setelah mengalami kekosongan stok selama beberapa hari karena adanya kendala dalam proses pengadaan dan penyaluran. Tempo/M Taufan Rengganis
Perbesar
Pengisian bahan bakar minyak di SPBU Shell, Jakarta, 7 Februari 2025. Produk BBM di SPBU Shell mulai tersedia kembali secara bertahap, setelah mengalami kekosongan stok selama beberapa hari karena adanya kendala dalam proses pengadaan dan penyaluran. Tempo/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam beberapa hari terakhir, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell menjadi sorotan publik. Hal itu diduga efek dugaan skandal BBM oplosan Pertamina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kelangkaan ini memunculkan pertanyaan besar tentang kestabilan pasokan BBM di Indonesia, terutama setelah adanya skandal yang melibatkan Pertamina. Konsumen pun mulai beralih ke Shell, mencari alternatif yang lebih stabil meskipun sejumlah SPBU mengalami kekosongan pasokan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kosongnya pasokan bahan bakar di SPBU Shell terlihat jelas di sejumlah lokasi, seperti di Jalan Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan dan Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Di beberapa SPBU Shell, seluruh jenis BBM, mulai dari RON 95, RON 98, hingga solar CN51, tidak tersedia sama sekali. Hal ini membuat pengemudi, termasuk pengemudi ojek online, kesulitan mengisi bahan bakar kendaraannya.

Dilansir dari Antara, Presiden Direktur Shell Indonesia, Ingrid Siburian menjelaskan bahwa kelangkaan ini disebabkan oleh keterlambatan dalam rantai pasok yang tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan. Meskipun demikian, pihak Shell berupaya untuk melakukan distribusi ulang dan mengatasi permasalahan tersebut secepatnya.

Selain pengisian BBM, beberapa layanan lain di SPBU Shell tetap beroperasi, seperti bengkel Shell Advance MotoCare Express dan gerai Shell Select. Hal ini sedikit meredakan keluhan para konsumen yang tetap dapat menggunakan layanan non-BBM.

"Keterlambatan tersebut adalah karena adanya hambatan pada sisi supply atau rantai pasok. Tetapi hambatan tersebut memang merupakan kondisi yang di luar kendali kami karena yang dapat kami fokuskan adalah hal-hal yang memang dapat kami kendalikan," kata Ingrid dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, di Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025.

Pengaruh Skandal Pertamina Terhadap Shell

Isu BBM ini muncul tak lama setelah skandal blending yang melibatkan Pertamina. Namun jika ditarik lebih jauh, kelangkaan BBM di SPBU swasta telah terjadi sejak akhir Januari hingga awal Februari 2025.

Pada saat itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menanggapi dengan membantah adanya kendala dalam pengadaan dan distribusinya.

Menurut Bahlil, apabila terjadi kelangkaan, kemungkinan besar disebabkan oleh masalah teknis, seperti keterlambatan pengiriman BBM oleh kapal pengangkut. Ia juga menjelaskan bahwa Kementerian ESDM telah memberikan izin kepada perusahaan minyak dan gas swasta untuk mengimpor dan mendistribusikan BBM sejak Januari 2025.

"Enggak ada persoalan," kata Bahlil saat ditemui di kantornya di Jakarta pada 3 Februari 2025.

Bahlil kemudian membandingkan kondisi pasokan BBM di SPBU swasta dengan yang ada di Pertamina. Ia menyatakan bahwa pasokan di SPBU Pertamina tetap berjalan normal dan tidak ada konsumen yang kesulitan untuk mendapatkannya.

"Berarti untuk konsumsi masyarakat itu tidak ada masalah," ungkapnya.

Tanggapan Para Pengamat

Sejumlah pengamat energi, termasuk ekonom Nailul Huda menyebutkan adanya potensi konflik kepentingan antara regulator dan operator, karena SPBU swasta harus mendapatkan izin impor BBM dari Kementerian ESDM yang juga berhubungan dengan Pertamina, penyedia utama BBM di Indonesia.

Meskipun izin impor diberikan pada Januari, proses distribusi yang memakan waktu menyebabkan kelangkaan pasokan di SPBU swasta. Nailul berpendapat Kementerian ESDM seharusnya mempercepat pemberian izin impor saat stok menipis.

Selain itu, terdapat perbedaan perlakuan antara Pertamina dan perusahaan swasta dalam hal perizinan. Pertamina lebih mudah mendapatkan izin distribusi BBM bersubsidi, sementara perusahaan swasta harus memenuhi berbagai persyaratan untuk distribusi BBM non-subsidi. Peraturan ESDM juga menerapkan sistem perizinan berbasis risiko, yang membuat proses bagi perusahaan swasta lebih ketat.

Sementara itu, Komaidi Notonegoro dari Reforminer Institute, berpendapat bahwa kelangkaan BBM ini lebih merupakan masalah manajemen stok pada awal tahun.

Perusahaan swasta seperti Shell dan BP sering menata ulang stok untuk menyesuaikan dengan anggaran tahunan, yang menyebabkan stok lama habis lebih dulu sebelum produk baru dapat didistribusikan.

Shell Berusaha Pulihkan Pasokan

Untuk mengatasi kelangkaan ini, Shell Indonesia melakukan koordinasi dengan kementerian terkait dan berusaha mempercepat distribusi produk BBM ke SPBU yang terdampak. Namun, hal ini membutuhkan waktu untuk mempersiapkan pasokan yang kembali normal.

Ingrid Siburian menyatakan bahwa Shell juga telah memperoleh persetujuan impor untuk pasokan BBM pada akhir Januari 2025. Ke depan, perusahaan berkomitmen untuk menjaga kualitas dan ketersediaan pasokan BBM di seluruh jaringan SPBU mereka.

"Neraca komoditas kami dapatkan pada tanggal 20 Januari 2025 dan persetujuan impor kami dapatkan di 23 Januari 2025. Akan tetapi, pada saat kami mendapatkan neraca komoditas tersebut, sekitar 25 persen dari SPBU kami sudah mengalami stock out untuk beberapa varian," ujarnya.

Meski demikian, kelangkaan pasokan BBM ini memberi dampak yang signifikan pada konsumen. Sejumlah pengemudi ojek online mengeluhkan kesulitan mencari BBM di SPBU swasta, mulai mencari alternatif pengisian bahan bakar.

Sementara itu, konsumen masih skeptis dengan SPBU Pertamina yang dinilai tak jujur mengoplos BBM. Situasi ini tentu menjadi perhatian besar bagi Shell, yang harus segera mengatasi masalah ini agar tidak kehilangan kepercayaan konsumen.

Riani Sanusi Putri dan Sukma Kanthi Nurani turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus