Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk atau BCA menyampaikan rencana lanjutan setelah mengakuisisi PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank).
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan perusahaan memiliki rencana untuk merger Rabobank dengan PT Bank BCA Syariah awal 2021. Proses lanjutan ini sebagai bagian dari rencana perseroan untuk membesarkan bisnis anak usahanya, BCA Syariah, melalui strategi pertumbuhan organik maupun anorganik.
Dia menampik rencana lanjutan ini untuk bersaing dengan BUMN yang juga berencana akan melakukan merger bank syariah yang menjadi anak usaha bank BUMN.
"Kebetulan momentumnya ketemu untuk anorganik. Ini yang kita rencanakan dengan BCA Syariah," katanya dalam pubex live ID, Jumat, 28 Agustus 2020.
Vera menambahkan saat ini fokus perseroan menyelesaikan proses akuisisi Bank Rabobank. Setelah RUPSLB yang digelar akhir Juli kemarin menyetujui rancangan akuisisi atas saham Rabobank, selanjutnya perseroan dalam proses pengajuan persetujuan ke regulator yakni Otoritas Jasa Keuangan.
BCA dan entitas anak PT BCA Finance berencana membeli masing-masing 3,72 juta lembar saham dan 1 lembar saham dari para pemegang saham Rabobank yang mewakili 100 persen dari total saham yang telah ditempatkan dan disetor pada Rabobank.
Jika proses ini lancar, katanya, maka perseroan berharap akuisisi dapat dilakukan pada September 2020 dan akan dilanjutkan untuk proses merger Rabobank dengan BCA Syariah.
Menurutnya, jika semua proses berjalan lancar, maka merger dapat dilakukan pada awal tahun depan. Lebih lanjut, permodalan BCA Syariah setelah merger dapat mencapai Rp 2 triliun.
"Modal Rabobank di posisi Juni di kisaran Rp 384 miliar per Juni 2020. Awal tahun ini, kita juga baru menambah modal ke BCA Syariah Rp 1 triliun," katanya.
BISNIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini