Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Beban Operasional Lebih Efisien, Citi Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 2,6 Triliun Tahun 2024

Citi Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp 2,6 triiliun sepanjang tahun 2024.

24 April 2025 | 20.32 WIB

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi (memegang Ipad) dalam konferensi pers Pemaparan Ekonomi dan Kinerja Keuangan Citi Indonesia Tahun 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta pada Selasa, 2 April 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Perbesar
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi (memegang Ipad) dalam konferensi pers Pemaparan Ekonomi dan Kinerja Keuangan Citi Indonesia Tahun 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta pada Selasa, 2 April 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Citibank N.A. Indonesia atau Citi Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp 2,6 triiliun pada 2024. CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, capaian laba bersih ini terutama disebabkan oleh beban operasional yang lebih efisien, sehingga menghasilkan perbaikan cost to income ratio (CIR) menjadi 40,4 persen dari 65,7 persen di tahun sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pada 2023, Citi Indonesia mencetak laba bersih sebesar Rp 2,5 triliun. "Citi Indonesia membukukan peningkatan pada laba bersih sebesar Rp 2,6 triliun, disebabkan oleh beban operasional yang lebih efisien seiring transformasi organisasi kami,” ujar Batara dalam konferensi pers kinerja keuangan Citi Indonesia di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta, Kamis, 24 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan, peningkatan laba bersih ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan return on asset (ROA) atau pengembalian atas aset menjadi 3,7 persen dari yang sebelumnya 3,3 persen pada 2023. Kemudian, return on equity (ROE) atau tingkat pengembalian ekuitas dilaporkan sebesar 13,7 persen. 

Adapun rasio kecukupan likuiditas serta rasio pendanaan stabil bersih Citi Indonesia masing-masing tercatat di angka 333,8 persen dan 166,3 persen. Artinya, masih berada di atas ketentuan minimum. Batara menyebut, Citi Indonesia memiliki modal yang kuat dengan rasio kewajiban penyediaan modal sebesar 40,5 persen, meningkat dari yang 37,9 persen pada tahun sebelumnya.

"Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan volatilitas pasar, kami tetap waspada dalam menghadapi dinamika pasar yang kompleks," ujar dia. Kewaspadaan ini, kata Batara, memastikan perusahaan dapat terus menyesuaikan diri dengan perubahan regulasi, sembari terus berinovasi dan melayani klien mereka. 

Batara menyebut, bisnis perbankan Citi Indonesia yang mencakup corporate banking, global network banking, dan commercial banking itu terus mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif di tengah kondisi eksternal yang menantang. Namun, dia tak merinci berapa masing-masing porsinya.

"Pertumbuhan ini menjadi bukti kerangka bisnis yang kuat yang dibangun selama bertahun-tahun," kata Batara. 

Dia menambahkan bahwa sepanjang tahun lalu, Citi Indonesia ambil bagian dalam beberapa transaksi penting, di antaranya menjadi bank koordinator tunggal dan telah menyelesaikan kesepakatan fasilitas kredit sindikasi bergulir senilai total US$ 200 juta dan Rp 7,5 triliun untuk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

Selain itu, Citi Indonesia juga menjadi mandated lead arranger bank pada pinjaman sosial senilai US$ 800 juta untuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus