Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

BI Optimistis Rupiah akan Kembali Menguat Mendekati Rp15.000, Ini Kuncinya

Bos Bank Indonesia (BI) optimistis nilai tukar rupiah akan kembali mendekati Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

16 Oktober 2024 | 19.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menegaskan salah satu fokus kebijakan moneter BI saat ini adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ia optimistis nilai tukar rupiah akan kembali mendekati Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat (dolar AS).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami meyakini nilai tukar akan stabil dan tetap menguat,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta Pusat, Rabu, 16 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perry menyebut, sebelum ketengan geopolitik di Timur Tengah akibat konflik Iran dan Israel, rupiah sempat mengalami penguatan hingga Rp 15.150 per dolar AS. Ia meyakini, kekuatan rupiah akan kembali pada kondisi tersebut jika situasi di Timur Tengah telah membaik.

Dalam jangka pendek, Perry meyakini rupiah akan terus stabil. Sementara dalam jangka menengah akan terus mengalami penguatan dalam beberapa waktu ke depan.

“Tentu saja, dampak ketegangan geopolitik ini faktor teknikal ya. Faktor teknikal yang berpengaruh dari hari ke hari, minggu ke minggu, tapi trennya akan ke sana (menguat),” ujar Perry.

Penguatan rupiah, kata dia, juga didorong dengan kondisi inflasi Indonesia yang rendah. Selain itu, juga defisit akun Indonesia yang konsisten rendah. Defisit akun adalah kondisi ketika nilai total impor barang dan jasa suatu negara lebih besar dari nilai ekspor barang dan jasa.

Perry memproyeksikan pada 2025, defisit akun Indonesia berada di kisaran 0,5 hingga 1,1. Menurutnya, aspek tersebut akan mendukung stabilitas eksternal perekonomian Indonesia.

“Kecuali, kalau sudah 2 persen ke atas, kita harus mulai jaga-jaga,” kata Perry.

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan fundamental rupiah sejauh ini mengarah pada penguatan. Destry Damayanti mengatakan BI memperkaya instrumen operasi moneter yang pro market untuk menjaga stabilitas rupiah. Instrumen operasi itu, salah satunya, dengan menghadirkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Sebagai informasi, pada perdagangan Rabu sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 78,5 poin di level Rp 15.510 per dolar AS. Sementara itu pada penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp 15.588,5 per dolar AS.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus