Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI melaporkan penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Februari 2024 terindikasi meningkat. Indikasi ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang atau SBT yang mencapai 54,1 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan SBT Januari 2024 yang hanya 24,5 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan sejumlah faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain," katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 22 Maret 2024.
Berdasarkan kategori Jepang peningkatan penyaluran kredit baru pada Februari 2024 diperkirakan terjadi pada seluruh kategori bank. Penyaluran kredit Bank Umum (BU) diperkirakan sebanyak 52,7 persen, Bank Umum Syariah (BUS) 87,8 persen dan 48,4 persen pada Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Sebelumnya pada Januari 2024, perkiraan penyaluran kredit untuk BU sebesar 24 persen, 86,9 persen untuk BUS dan -12,9 persen untuk BPD.
Menurut jenis penggunaannya, dominasi penyaluran kredit juga diprediksi meningkat. Untuk Kredit investasi yang sebelumnya 9,7 persen pada Januari diperkirakan naik jadi 38,9 persen pada Februari. Kemudian Kredit Modal Januari yang semula 18,6 persen diperkirakan menjadi 78,9 persen pada Februari.
Lalu, Kredit Konsumsi Februari diperkirakan mencapai 48 persen, yang sebelumnya 31,9 persen pada Januari. Terakhir, Kredit Konsumsi Lainnya diperkirakan mencapai 66,4 persen pada Februari, naik dari yang sebelumnya 55,8 persen pada Januari.
Selanjutnya: Erwin mengatakan kebijakan penyaluran kredit atau lending standard....
Erwin mengatakan kebijakan penyaluran kredit atau lending standard pada Februari 2024 sedikit lebih ketat. Hal ini tercermin dari SBT perubahan lending standard Februari yang bernilai positif sebesar 0,4 persen.
Kebijakan penyaluran kredit yang ketat terindikasi pada seluruh jenis kredit. "Faktor yang memengaruhi perubahan standar pemberian kredit pada Februari 2024 antara lain potensi risiko kredit ke depan, toleransi bank terhadap risiko, serta kondisi atau permasalahan sektor riil saat ini."
Untuk keseluruhan triwulan I 2024, BI memprediksi penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan tetap tumbuh. Meskipun, melambat dibandingkan triwulan IV 2023. Hal tersebut terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru triwulan I 2024 hasil survei periode Februari 2024. Nilainya positif yakni 22,9 persen atau lebih rendah dibandingkan Desember 2023 yang mencapai 94 persen.
Berdasarkan kategori bank, perlambatan penyaluran kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh kategori bank. Sementara berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran krisis baru diperkirakan tumbuh melambat pada seluruh jenis kredit.
Hasil survei Februari 2024 menunjukkan, kebijakan penyaluran kredit baru untuk triwulan I 2024 secara umum diperkirakan lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini teredikasi dari SBT perubahan kebijakan penyaluran kredit triwulan 1 yang tercatat positif, sebesar 2,2 persen.
"Berdasarkan jenis penggunaan, kebijakan penyaluran kredit yang lebih ketat pada triwulan I 2024 diperkirakan terjadi pada Kredit Konsumsi dan Kredit Konsumsi Lainnya. Sementara Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja diperkirakan lebih longgar," kata Erwin.