Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

BPS: Jumlah Penduduk Miskin Berkurang Menjadi 25,67 Juta

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat angka kemiskinan menurun menjadi 9,66 persen dari sebelumnya 9,86 persen.

15 Januari 2019 | 14.14 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto saat jumpa wartawan mengenai perkembangan ekspor dan impor di Gedung BPS Pusat, Jakarta Pusat, Senin 16 Oktober 2017. TEMPO/M. Julnis Firmansyah
Perbesar
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto saat jumpa wartawan mengenai perkembangan ekspor dan impor di Gedung BPS Pusat, Jakarta Pusat, Senin 16 Oktober 2017. TEMPO/M. Julnis Firmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat angka kemiskinan menurun menjadi 9,66 persen dari sebelumnya 9,86 persen. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penduduk miskin berkurang dari sebelumnya 25,95 juta menjadi 25,67 juta.

Baca juga: Tiga Kritik Indef soal Data Kemiskinan BPS

"Per September 2018, penduduk miskin berkurang sebanyak 280 ribu orang jika dibandingkan dengan Maret 2018. Dan jika dibandingkan pada September 2017 penduduk miskin turun sebanyak 910 ribu," kata Suhariyanto saat mengelar konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa 15 Januari 2018.

Sebelumnya, BPS mengumumkan per Maret 2018 tingkat kemiskinan mencapai 9,82 persen. Sedangkan jumlah penduduk miskin pada September 2017 tercatat mencapai 26,58 juta orang atau sekitar 10,12 persen dari 268 juta lebih penduduk. BPS juga mencatat secara tren, angka kemiskinan telah turun dalam lima tahun terakhir dan akhirnya menembus single digit.

Per Maret 2018, penduduk di bawah garis kemiskinan turun hingga 633,2 ribu orang. Jika dibandingkan 2017, jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan mencapai 26,58 juta orang, per Maret 2018 penduduk miskin berjumlah 25,95 juta orang.

Kendati angka kemiskinan terus menurun, BPS juga mencatat tingkat disparitas kemiskinan perkotaan dan pedesaan masih tinggi. Per September 2018 tingkat kemiskinan di desa mencapai angka 13,10 persen sedangkan di kota tingkat kemiskinan mencapai angka 6,89 persen.

Selain itu, sepanjang Maret dan September 2018 garis kemiskinan ikut naik menjadi 2,36 persen atau dari Rp 401.220 per kapita bulan menjadi Rp 410.670 per kapita bulan. Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar mencapai 73,54 persen dibandingkan dengan komoditi non makanan.

Dalam paparannya di kantor BPS, Suhariyanto juga menjelaskan bahwa indeks kedalaman kemiskinan ikut turun menjadi 1,63 pada September 2018 dibandingkan Maret 2018 yang mencapai 1,71. Sedangkan indeks keparahan kemiskinan juga terus menunjukkan angka positif dengan penurunan sebesar 0,03 menjadi 0,41 per September 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus