Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Buton Utara Ekspor Perdana 12 Ton Kopra Putih ke Cina

Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, melakukan ekspor perdana 12 ton kopra putih ke Cina.

10 Mei 2020 | 15.54 WIB

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar didamping Sekretaris Jenderal Anwar Sanusi menyosialisasikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari dana Desa untuk wilayah Nusa Tenggara dan Pulau Kalimantan.
Perbesar
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar didamping Sekretaris Jenderal Anwar Sanusi menyosialisasikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari dana Desa untuk wilayah Nusa Tenggara dan Pulau Kalimantan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, melakukan ekspor perdana 12 ton kopra putih ke Cina, Minggu, 10 Mei 2020.

"Yang menarik, ekspor dijalankan langsung oleh Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) kepada mitranya di luar negeri. Bumdesma didirikan oleh Bumdes-Bumdes tiap desa. Kali ini ekspor dilayangkan ke Cina, dan segera ditambah dengan ekspor ke India dan Bangladesh," kata Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

Ia menyatakan ekspor kopra putih ini penting bagi desa di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, ada kecenderungan kembalinya pemudik ke desa meningkatkan orang dalam pantauan (ODP) dan berpotensi memunculkan penderita Covid-19.

Dia menjelaskan ekspor perdana 12 ton kopra ini akan diikuti ekspor berikutnya minimal 100 ton per bulan. Nilai ekspor saat ini berkisar di posisi Rp 110 juta. Namun pada bulan-bulan berikutnya ditargetkan meningkat di atas Rp 1,2 miliar per bulan.

Bisnis model yang dikembangkan berupa fasilitasi dari PT Inacom yang digandeng Kementerian Desa PDTT. Codiac.id selaku mitra pendampingan Inacom,id memberdayakan para petani kopra sejak dari perbaikan pengolahan lahan, pengelolaan kebun kopra yang lebih terfokus, hingga pengolahan kelapa lebih lanjut.

Berbagai mitra luar negeri yang semula berbisnis dengan Inacom kemudian dikenalkan kepada Bumdesma. Pada titik inilah muncul kontrak jual beli langsung antara mitra luar negeri dan Bumdesma Buton Utara.

Hasil kopra petani dibeli Bumdes dan Bumdesma, yang kini bertindak sebagai pemodal awal dengan kekayaan dari dana desa dan sumbangan lain.

Saat ini, menurut Abdul Halim, pendapatan para petani meningkat. Sebelumnya, harga yang diterima petani ialah Rp 500 per butir kelapa. Kini, rata-rata harga kopra putih Rp 1.200 per butir kelapa. Artinya, terjadi peningkatan hampir tiga kali lipat.

Kondisi itu membuat gairah penanaman kelapa meningkat. Bersama-sama dengan pola pengolahan baru, tenaga kerja yang terserap meningkat hampir dua kali lipat.

Ekspor kopra putih itu dimulai dari pertemuan Abdul Halim dengan Bupati Buton Utara, Abu Hasan, pada 9 Januari 2020. Topik pertemuan saat itu ialah meningkatkan kapasitas produksi dan pemasaran bagi produk-produk unggulan desa-desa di Buton Utara.

Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal menindaklanjutinya dengan mengajak berbagai perusahaan swasta langsung mendatangi desa-desa setempat.

Potensi Buton Utara yang dikembangkan lebih lanjut bersama-sama berbasis industri dan korporasi desa mencakup komoditas mente (7.000 ha), kelapa 6.500 ha (melalui industri coconut oil, VCO dan kopra putih), rumput laut 1.000 ha eksisting berikut tambahan perluasan potensial 7.000 ha, serta beras organik varietas lokal hitam dan merah seluas 1.000 Ha.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus