Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Celios Indikasikan Program Pensiun Tambahan untuk Bayar Utang Negara

Program pensiun tambahan diindikasikan menjadi siasat pemerintah untuk membayar utang negara. Hal ini disebabkan terjadinya defisit anggaran yang diperkirakan mencapai angka 600 triliun.

13 September 2024 | 15.05 WIB

Untuk mempersiapkan dana pensiun, sudah saatnya melakukan riset instrumen investasi yang tepat. Berikut rekomendasi investasi untuk dana pensiun. Foto: Canva
Perbesar
Untuk mempersiapkan dana pensiun, sudah saatnya melakukan riset instrumen investasi yang tepat. Berikut rekomendasi investasi untuk dana pensiun. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Celios, Achmad Hanif Imaduddin mengatakan ada indikasi program pensiun tambahan yang akan diwajibkan pemerintah sebagai siasat untuk membayar utang pemerintah. Hal ini disebabkan terjadinya defisit anggaran yang diperkirakan mencapai angka Rp 600 triliun. “Ada indikasi penarikan iuran ini untuk melunasi utang pemerintah dan menutup defisit,” tuturnya pada Jumat, 13 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ia menjelaskan dana yang ditarik dari masyarakat lewat berbagai iuran, termasuk program dana pensiun tambahan tersebut akan masuk pada surat utang pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN). Penerbitan SBN yang cukup agresif oleh pemerintah disebabkan pendapatan pemerintah dari pajak belum cukup untuk menutupi utang serta defisit yang ada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Achmad, utang jatuh tempo pemerintah saat ini sudah menyentuh sekitar Rp 800 triliun dengan bunga utang sekitar Rp 500 triliun. Sehingga total utang sudah mencapai lebih dari satu kuadriliun. “Pemerintah butuh membayarkan utang ini sampai lebih dari satu kuadriliun dan jumlah ini enggak mungkin akan ditutup dengan pajak saja sehingga pemerintah perlu strategi yang lebih agresif melalui penerbitan SBN sehingga ada indikasi bahwa penarikan dana pensiun ini yang masuk ke SBN,” ujarnya.

Masyarakat seharusnya mempertanyakan maksud pemerintah di balik adanya wacana program pensiun tambahan ini. Terlebih lagi sebelumnya sudah ada wacana pemotongan pendapatan masyarakat lewat program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Karena dari banyak model penghimpunan seperti ini, menurut Achmad, banyak yang berakhir dengan gagal bayar.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus