Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Daftar Masalah LRT Jabodebek, dari Aus Roda, Listrik Mati hingga Rel Rusak

Deretan masalah yang menerpa moda transportasi ini bahkan ada yang sudah muncul sebelum LRT Jabodebek resmi diluncurkan. Apa saja masalah itu?

21 November 2023 | 11.31 WIB

Kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) melintas di jembatan rel lengkung (longspan) LRT Kuningan, Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2023. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) melintas di jembatan rel lengkung (longspan) LRT Kuningan, Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2023. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah masalah LRT Jabodebek terus bermunculan. Deretan masalah yang menerpa moda transportasi ini bahkan ada yang sudah muncul sebelum LRT Jabodebek resmi diluncurkan. Teranyar, LRT Jabodebek mengalami keausan pada roda akibat kesalahan desain rel serta adanya temuan kerusakan rel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sederet masalah LRT Jabodebek ini yang akhirnya menyebabkan jadwal operasi kereta tersebut menjadi tidak beraturan. Hal tersebut tentu sangat disayangkan, apalagi antusiasme masyarakat untuk menggunakan kereta berbiaya Rp 32,6 triliun itu sebagai angkutan umum cukup tinggi. Berikut adalah sederet masalah LRT Jabodebek.

1. Keterlambatan Pengiriman Rolling Stock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Kereta Api Indonesia (KAI) selama periode 2017 hingga semester I 2019 menemukan bahwa PT Industri Kereta Api (Inka) terlambat mengirim armada LRT Jabodebek sesuai dengan tahapan waktu yang telah disepakati pada bulan April hingga September 2019. Keterlambatan ini menyebabkan penundaan jadwal pengujian beberapa rangkaian LRT. BPK menyatakan bahwa Inka diwajibkan membayar denda sebesar Rp 89 miliar kepada KAI.

Selanjutnya, BPK juga mengaudit kepatuhan pengelolaan keuangan KAI periode 2017 hingga semester I 2019. Audit tersebut menemukan ketidakcocokan spesifikasi komponen LRT Jabodebek buatan Inka dengan pesanan.

2. Pembengkakan Biaya

Keterlambatan yang terus-menerus dalam pelaksanaan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek akhirnya berdampak pada pembengkakan biaya (cost overrun). Biaya proyek melambung sekitar Rp 2,6 triliun, naik dari Rp 29,9 triliun menjadi Rp 32,5 triliun.

Untuk mendukung proyek ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI memperoleh pinjaman dari konsorsium 15 bank senilai lebih dari Rp 20 triliun dan juga mendapatkan suntikan dana dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 10,2 triliun.

3. Salah Desain Rel

Desain lintasan atau longspan LRT Jabodebek juga pernah menjadi sorotan karena dinilai salah desain. Hal itu diungkap oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo pada Juli Lalu. Pria yang akrab disapa Tiko itu menyebut adanya kesalahan desain jembatan lengkung bentang panjang di Kuningan, Jakarta Selatan.

Menurut Tiko, kesalahan desain itu membuat kecepatan LRT harus diturunkan saat melintas di tikungan tersebut menjadi 20 kilometer per jam. Padahal normalnya LRT bisa menikung dalam kecepatan 60-80 kilometer per jam. “Jadi sekarang kalau belok harus pelan sekali karena seharusnya lebih lebar tikungannya,” ujarnya kala itu.

4. Gangguan Pintu LRT

Dalam fase uji coba terakhir, LRT Jabodebek tercatat mengalami masalah pada posisi pintu kereta yang tidak sejajar dengan peron. Akibatnya, operator LRT Jabodebek berupaya untuk memperbaiki beberapa kekurangan teknis tersebut.

Kemudian pada Rabu pagi, 30 Agustus 2023, pintu LRT Jabodebek kembali mengalami kendala. Gangguan ini menyebabkan penumpang LRT harus dievakuasi. Saat diwawancarai, Manager Public Relations LRT Jabodebek, Kuswardoyo, mengakui adanya gangguan tersebut. "Hari ini terjadi masalah pada pintu kereta LRT, yang berdampak pada perjalanan kereta lainnya," tuturnya pada Rabu, 30 Agustus 2023.

5. Keterlambatan Kereta

Pada tanggal 25 Oktober 2023, keluhan dari pengguna terkait ketidakaturan jadwal LRT Jabodebek menjadi sorotan di berbagai platform media sosial. Ternyata, situasi ini terjadi karena penurunan jumlah kereta LRT Jabodebek. Dari 16 rangkaian kereta yang sebelumnya beroperasi sejak bulan Agustus, kini hanya sembilan rangkaian yang masih aktif.

Ternyata, tujuh rangkaian lainnya harus mengalami perawatan akibat keausan roda. Melalui keterangan tertulis dari Manager Public Relations LRT Jabodebek, Kuswardoyo menyatakan bahwa armada dengan keausan roda tersebut harus melalui proses pembubutan dan perawatan. “Agar keamanan perjalanan tetap terjaga,” ucapnya.

Selanjutnya: 6. Gangguan pada pintu LRT...

6. Gangguan pada Pintu LRT

Selain itu, pada tahap akhir pengujian, terdapat gangguan posisis pintu kereta yang belum sejajar dengan pintu peron. Akibatnya operator LRT Jabodebek berupaya memperbaiki beberapa kekurangan teknis tersebut.

Kemudian Rabu pagi, 30 Agustus 2023, pintu LRT Jabodebek kembali mengalami masalah. Masalah kali ini terjadi pada pintu LR. Akibat gangguan tersebut, penumpang LRT Jabodebek dari Bekasi pun terpaksa dievakuasi dan pindah kereta.

Saat dikonfirmasi, Kuswardoyo membenarkan ada gangguan tersebut. "Hari ini ada gangguan pintu pada kereta LRT sehingga berdampak pada perjalanan kereta lainnya," ucapnya, Rabu, 30 Agustus 2023.

7. Aliran Listrik Mati

Sederet masalah LRT Jabodebek lainnya adalah aliran listrik mati di Traction Power Supply Substation (TPSS) atau Gardu traksi. Akibatnya, terjadi gangguan operasional LRT.

Kuswardoyo mengatakan, koordinasi dengan semua stakeholder terus dilakukan agar operasional LRT Jabodebek bisa berjalan dengan baik. "Saat ini kereta sudah berjalan normal dan kami sudah berkoordinasi Kepada pihak Adhikarya yang bertanggungjawab atas TPSS tersebut," ucapnya.

8. Aus Roda

Baru beroperasi kurang dari tiga bulan, LRT Jabodetabek mengalami masalah keausan roda. Akibatnya, beberapa kereta tidak dapat beroperasi untuk sementara waktu. Seperti ditulis Koran Tempo, 27 Oktober lalu, masalah lebar rel yang terlalu sempit dan tidak sesuai dengan standar dianggap sebagai penyebab utama keausan pada roda kereta ringan

Karena keausan roda yang dialami oleh belasan kereta, Divisi LRT Jabodebek PT KAI harus mengandangkan 17 rangkaian untuk menjalani proses pembubutan roda pada bulan lalu. Namun, diketahui belakangan, PT KAI tak sekadar membubut, tapi juga memesan 1.000 unit roda baru dari PT Industri Kereta Api Indonesia (Persero) atau Inka.

9. Kerusakan Jalur Rel LRT

Menurut laporan Koran Tempo pada Kamis, 16 November 2023, sejumlah titik pada jalur rel LRT Jabodebek mengalami kerusakan. Menurut dokumen berjudul "Rapat Evaluasi Kinerja Pengoperasian LRT Jabodebek" yang diperoleh oleh Tempo, Tim DJKA Kementerian Perhubungan bersama konsultan eksternal menemukan adanya serbuk besi (dalam dokumen disebut gram) di beberapa titik pada rel LRT. Serbuk besi ini diduga dapat memicu korsleting pada beberapa komponen wesel atau percabangan rel.

Tim pemeriksa belum dapat memastikan penyebab kemunculan serbuk besi pada rel LRT, namun mereka mengasumsikan bahwa ada lima kondisi yang bisa jadi penyebabnya. Kelima kondisi penyebab tersebut, yakni penggunaan material roda dan rel yang tak sesuai dengan stress material selama masa operasi LRT Jabodebek, ketidaksesuaian antara profil roda dan rel, perilaku bogie (perangkat roda) menahan lengkung ketika kereta membawa beban, getaran berlebih pada lengkung yang menghasilkan gesekan berlebih, serta tekanan berlebih pada roda dan bogie serta pada lengkung bagian luar.

Solusi Pemerintah Atasi Masalah LRT Jabodebek

Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan Risal Wasal menyebut pihaknya tengah menyelidiki sejumlah kendala yang dialami LRT Jabodebek. Bahkan Risal turut menggandeng konsultan internasional Systra untuk mempercepat pemulihan pelayanan yang sempat terganggu.

"Kami ingin fokus pada solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi, sehingga pemenuhan headway 7,5 menit dapat segera terwujud," kata Risal melalui keterangan tertulis, Sabtu, 18 November 2023.

Ihwal pembubutan roda, Risal mengatakan proses masih berlangsung dan diharapkan dapat segera tuntas. Risal juga mengklaim kasus serupa pernah terjadi di negara lain, seperti Athena dan Kolombia.

Selain itu pembubutan roda, pihaknya juga tengah memperhalus profil permukaan dan memberi cairan lubricant pada rel LRT Jabodebek agar tidak ditemukan aus pada roda di kemudian hari. Dengan begitu, trainset akan beroperasi dalam kondisi aman dan tidak perlu dilakukan penggantian. “Selesai begitu dilakukan grinding dan pelumasan, jadi kami pastikan saat ini LRT Jabodebek sudah dalam kondisi aman,” kata Risal.

RIZKI DEWI AYU | MOH KHORY ALFARIZI | RICKY JULIANSYAH | RIRI RAHAYU | YOHANES PASKALIS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus