Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Peningkatan angka kasus Covid-19 berpotensi berujung pada perluasan karantina wilayah di Cina.
Lockdown di Cina akan berdampak negatif bagi Indonesia.
Pemerintah berkesempatan mendorong industri untuk mulai menciptakan substitusi barang impor.
JAKARTA — Peningkatan angka kasus Covid-19 di Beijing berpotensi berujung pada perluasan karantina wilayah di Cina. Kebijakan tersebut bakal mengganggu rantai pasok global dan berdampak negatif buat Indonesia.
Peneliti senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Maxensius Tri Sambodo, menyatakan Indonesia bergantung pada Cina untuk mendapatkan barang setengah jadi atau barang jadi sebagai bahan baku serta penolong sejumlah industri. Kebijakan karantina wilayah akan menghambat pengiriman barang-barang tersebut. "Saya khawatir tertundanya pengapalan dan produksi bisa menambah tekanan inflasi global," katanya saat dihubungi, kemarin.
Inflasi global akan menyebabkan harga barang-barang impor ke Indonesia melonjak. Ditambah dengan kenaikan harga barang kebutuhan pokok di dalam negeri, daya beli masyarakat diprediksi tergerus. Pemulihan ekonomi, sebagai dampaknya, berpotensi tersendat lagi.
Pertumbuhan ekonomi dunia juga diperkirakan menurun jika Covid-19 merebak luas di Cina dan memicu kebijakan penguncian (lockdown). Dana Moneter Internasional (IMF), misalnya, telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini, dari 4,4 menjadi 3,6 persen akibat gangguan rantai pasok setelah Rusia menyerang Ukraina. Peningkatan jumlah kasus di Cina diperkirakan menambah parah masalah rantai pasok ini.
Perekonomian Cina sendiri tampak melemah. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur negara tersebut turun menjadi 47,4 pada April 2022. Pada bulan sebelumnya, indeksnya mencapai 49,5. Indeks nonmanufaktur juga turun dari 48,4 menjadi 41,9 para periode yang sama.
Kepala Ekonom Bank Central Asia, David Sumual, juga memperkirakan terjadi kenaikan harga barang jika penguncian di Cina berlanjut. "Dunia sedang dalam fase pemulihan dan permintaan sedang kuat di mana-mana, sehingga harga akan cenderung meningkat ketika Cina memutuskan lockdown," katanya. Suplai yang terbatas bakal mendorong kenaikan inflasi di banyak negara yang memiliki ketergantungan impor bahan baku dan penolong dari Cina, seperti Indonesia. Menurut David, gangguan suplai berdampak pada hampir seluruh sektor industri, mengingat banyaknya bahan baku yang dikirim dari sana.
Namun David menilai kondisi ini bisa menjadi peluang. Pemerintah dapat mendorong industri mulai menciptakan substitusi barang impor. Terlebih jika penguncian diterapkan dan berlanjut, bukan tidak mungkin barang buatan dalam negeri bisa bersaing dari sisi harga.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo