Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Unggahan Yustinus Prastowo soal dirinya selesai mendigitalisasi buku karya Mohammad Hatta alias Bung Hatta berjudul "Ajaran Marx atau Kepintaran Sang Murid Membeo?" mendapat teguran. Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani itu dinilai telah membajak karya Wakil Presiden RI pertama itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yustinus dalam unggahan pribadinya di akun X @Prastow pada 1 Juni 2024 mengaku telah rampung mendigitalisasi buku karya Bung Hatta itu. Buku dengan sampul berwarna oranye itu juga terpacak dalam unggahan Prastowo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia juga menawarkan kepada khalayak yang berminat untuk mengunduh buku digital itu. “Saya sudah selesai mendigitalisasi buku Bung Hatta, silakan diunduh atau klik tautan ini untuk membaca,” cuit Prastowo.
Tak lama unggahan itu mengapung di jagat maya, protes datang dari akun X @podunqualified. Akun ini mengatasnamakan Ibu Halida Hatta atau ahli waris Bung Hatta.
“Kami diberi amanat oleh Ibu Halida Hatta untuk menyampaikan kekecewaan ahli waris Bung Hatta kepada Bapak Prastowo atas pembajakan tulisan Bung Hatta di bawah ini; walau sudah di-take down, tetap bisa dituntut secara hukum,” kata akun X @podunqualified pada 9 Juni 2024 kemarin.
Mendapat protes itu, Yustinus langsung meminta maaf. Dia mengaku tak punya maksud untuk membajak buku karya Bung Hatta.
“Dari lubuk hati terdalam saya memohon maaf kepada keluarga Bung Hatta atas kejadian ini. Saya tidak punya maksud lain kecuali karya Bung Hatta yang sangat penting ini dapat dibaca oleh publik,” kata Prastowo di akun X-nya pada Senin, 10 Juni 2024.
Dia menyebut langkahnya mendigitalisasi buku Bung Hatta itu lantaran permintaan dari koleganya. Alasannya, buku yang disebut langka itu dijual dengan harga tinggi di pasaran.
“Sebelumnya banyak rekan yang mendorong untuk didigitalkan. Buku langka ini dijual dengan harga cukup tinggi di pasar buku lawas,” kata Prastowo.
Tak hanya itu, dia menyebut tak mengkomersialisasi hasil digitalisasi buku itu. Dia menyebut sikapnya itu bagian dari komitmen untuk mendukung literasi.
“Semata untuk pendidikan publik. Saya juga memohon maaf kepada LP3ES karena tidak aware bahwa isi buku ini diterbitkan ulang sebagai bagian buku Karya Lengkap Bung Hatta (2018). Saya sendiri memiliki buku ini meski belum seluruh isi kami cek,” kata dia.
Selain itu, dia juga sudah menghapus dokumen digital buku Bung Hatta itu. Prastowo menyebut akan mempertanggungjawabkan tindakannya tersebut.
“Sebagai warga negara yang patuh pada hukum, tentu saya siap dengan segala konsekuensi yang timbul dari peristiwa ini. Ini adalah murni tanggung jawab saya pribadi,” kata dia.
Buku dengan 44 halaman itu berisi catatan Bung Hatta tentang pemikiran ekonom asal Jerman Karl Marx. Catatan Hatta tentang Karl Marx juga menyoroti para pengikut ekonom itu yang dijuluki Marxis.