Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ekonom BCA: Kebijakan Trump yang Berubah-ubah Membuat Pasar Bergerak Tak Stabil

Menurut Kepala Ekonom BCA David Sumual, ketidakpastian arah kebijakan ekonomi masih membayangi pasar global maupun domestik.

23 Februari 2025 | 10.26 WIB

Pekerja tengah menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat dikawasan Gatot Subroto, Jakarta, 13 November 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pekerja tengah menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat dikawasan Gatot Subroto, Jakarta, 13 November 2024. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) David Sumual memproyeksikan pergerakan pasar di semester I 2025 akan bergejolak atau tidak stabil. Hal ini, kata dia, lantaran ketidakpastian arah kebijakan ekonomi masih membayangi pasar global maupun domestik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ia menjelaskan, pasar memang akan bergerak sesuai dengan berita yang muncul. Misalnya, dua minggu lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan akan menerapkan tarif sebesar 25 persen untuk Meksiko dan Kanada. Namun, beberapa hari kemudian ia membatalkan rencana tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Hanya 10 persen untuk China, yang lainnya ditunda satu bulan. Nah, kebijakan-kebijakan yang sifatnya berubah-ubah ini tentunya akan membuat pasar juga akan bergerak cukup volatile,” ucap David dalam acara diskusi bertajuk ‘Market Outlook 2025: Trump Effect, Potensi Perang Dagang, dan Peluang Indonesia’ yang dihelat di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Sabtu, 22 Februari 2025. 

Menurut dia, pasar akan terus mencermati dan mengikuti kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemangku kepentingan. Pasalnya, kebijakan itu bakal berdampak langsung pada sektor riil. 

Hal ini juga berlaku untuk pergerakan pasar domestik. Akibat ketidakpastian ini, pelaku pasar dalam negeri juga masih akan berhati-hati. “Jadi kenapa sekarang kelihatan kebanyakan juga market sedikit switching ke fixed asset salah satunya, atau mencoba mengamankan profitnya sementara waktu dengan mencari yang lebih safe haven gitu,” kata David.

David mengatakan, selama arah kebijakan belum pasti dan kesepakatan di luar negeri maupun dalam negeri belum tercapai, maka pertumbuhan ekonomi juga masih akan relatif datar. “Kami berharap sebenarnya ada terobosan-terobosan dari sisi kebijakan di dalam negeri juga,” ujar dia.

Kendati demikian, David berpendapat, ada katalis yang membuat pelaku pasar domestik optimistis. Contohnya dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran yang tengah digencarkan Presiden Prabowo Subianto. "Sebenarnya bahasanya bukan efisiensi atau pemotongan, artinya refocusing dari sektor-sektor tertentu ke sektor-sektor yang ingin didorong oleh pemerintah," tuturnya. 

David menilai anggaran yang dialihkan ke sektor-sektor dengan daya ungkit tinggi nantinya akan menggerakan perekonomian nasional. Namun, ia memperingatkan, hal itu merupakan skenario terbaiknya. Sementara skenario terburuknya ialah kebijakan ini justru memperlambat pertumbuhan ekonomi.

"Tapi kan itu best case scenario-nya. Worst case-nya kalau lambat, ya itu kenapa juga ada beberapa lembaga yang range proyeksinya untuk 2025, termasuk juga dari pemerintah maupun non-pemerintah, itu agak lebar karena memang uncertainty-nya tadi tinggi," kata David.

Ervana Trikarinaputri

Ervana Trikarinaputri

Lulusan program studi Sastra Inggris Universitas Padjadjaran pada 2022. Mengawali karier jurnalistik di Tempo sejak pertengahan 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus