Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ekonom Sebut Penggunaan Dana Desa untuk Program Makan Bergizi Gratis Bisa Picu Masalah Baru

Pemerintah desa tidak memiliki kapasitas keuangan yang cukup untuk menanggung inisiatif skala nasional seperti program makan bergizi gratis

6 Januari 2025 | 13.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Guru wali kelas 1, Mia N Nirwana membantu menyuapi siswi kelas 1, Kansa, menyantap makanan diberikan dalam Program Makan Bergizi Gratis di SDS Angkasa 5 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, 6 Januari 2025. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan dana desa untuk mendukung program makan bergizi gratis memunculkan kekhawatiran terhadap keberlangsungan pemerintahan desa. Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menilai kebijakan tersebut akan membebani keuangan desa dan mengorbankan program-program pembangunan yang telah dirancang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dana desa yang dialokasikan akan semakin sedikit, dan pada akhirnya masalah yang dihadapi desa akan semakin terpinggirkan," kata Huda saat dihubungi pada Ahad, 5 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Huda menjelaskan, pemerintah desa tidak memiliki kapasitas keuangan yang cukup untuk menanggung inisiatif skala nasional seperti program makan bergizi gratis. Selain itu, Huda turut mempertanyakan kemampuan masyarakat desa memenuhi kebutuhan bahan baku bergizi yang sesuai standar. "Tidak semua desa mampu menyediakan bahan baku bergizi dengan anggaran yang terbatas," ujarnya. Tantangan dalam menjaga kualitas makanan juga menjadi sorotan, karena hal ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

Menurut Huda, kualitas gizi adalah elemen kunci yang menentukan keberhasilan program tersebut. Jika standar gizi tidak terpenuhi, tujuan program makan bergizi gratis akan melenceng dari maksud awalnya. “Maka siapa pun penyedianya, maka bergizi merupakan kunci dari program makan bergizi gratis,” kata dia.

Sebelumnya, pemerintah berencana menggunakan dana pendidikan untuk mengongkosi program makan bergizi. Namun, proposal tersebut mendapatkan penolakan dan kritik luas dari publik dan ekonom. Kini, dengan wacana pendanaan dari dana desa, menurut Huda kebijakan tersebut bisa menambah beban bagi pemerintahan desa yang memiliki keterbatasan sumber daya.

Huda menyarankan pemerintah mencari alternatif pembiayaan yang lebih sesuai dan mempertimbangkan dampaknya terhadap keseimbangan fiskal desa. Kebijakan yang diambil mestinya memperhitungkan kelangsungan pembangunan lokal dan tidak sekadar mengalihkan beban dari pusat ke daerah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus