Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan gudang penyimpanan konsentrat tembaga (stockpile) PT Freeport Indonesia (PTFI) telah penuh menyusul terhentinya ekspor sejak 31 Desember 2024. Penyebab utama kebakaran yang melanda fasilitas smelter di Gresik, Jawa Timur, pada Oktober tahun lalu, yang menghambat proses pemurnian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno mengungkapkan kondisi ini berdampak pada produksi PTFI yang kini menurun hingga 40 persen. “Kalau stockpile sudah penuh, otomatis produksi akan turun,” ujar Tri saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat, 14 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya persoalan gudang yang penuh, PTFI juga sempat melakukan pemeliharaan tambang bawah tanah, yang turut mempengaruhi laju produksi. Saat ini, kapasitas produksi PTFI hanya mencapai 60 persen dari kondisi normal. "Setahu saya kemarin sempat maintenance ya. Ya memang stockpile-nya memang terbatas," tuturnya.
Di tengah kondisi ini, pemerintah belum memberikan rekomendasi izin ekspor bagi Freeport. “Kalau belum ada izin ya belum dilepas," katanya. Namun, sinyal relaksasi ekspor semakin kuat. Tri menyebut kementeriannya mendukung pemberian izin, dengan syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi. Hal ini selaras dengan pernyataan Kementerian Perdagangan yang sebelumnya mengisyaratkan dukungan terhadap ekspor tembaga Freeport.
Sementara itu, investigasi terhadap kebakaran smelter PTFI mengindikasikan tidak adanya unsur kesengajaan. “Kalau terbukti ada unsur kesengajaan, asuransi tidak akan cair,” kata Tri. Dengan penuh sesaknya stockpile dan produksi yang melambat, keputusan pemerintah terkait izin ekspor akan menjadi kunci bagi kelangsungan operasional Freeport dalam beberapa waktu ke depan.