Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengusulkan suntikan Rp 7 triliun berupa Penanaman Modal Negara (PMN) untuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI pada 2022. Usulan ini disampaikan dalam rapat bersama Komisi BUMN DPR di Jakarta, Kamis, 8 Juli 2021.
"Ini BNI ada pengembangan bisnis," kata Erick Thohir menjelaskan tujuan dari PMN tersebut. Selain itu, PMN diajukan untuk penguatan modal guna meningkatkan CAR Tier 1 di perusahaan tersebut.
PMN ini hanya satu dari tiga rencana yang dijalankan pemerintah untuk penguatan modal di BNI. Selain PMN, ada lagi penerbitan obligasi hingga right issue.
Tiga Latar Belakang
Pertama, Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal di BNI sedang mengalami tekanan. Dalam rapat ini, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo melaporkan kepada DPR bahwa CAR Tier 1 BNI terus menurun dalam beberapa tahun terakhir, hingga kini berada di kisaran 16 persen.
"Berada dalam posisi terendah (dibandingkan perbankan setara lainnya)," kata dia. Penurunan terjadi karena pertumbuhan aset maupun pinjaman di BNI selama beberapa tahun terakhir tidak diukung oleh pembentukan laba.
Kedua, potensi penurunan rating eksternal. Dalam paparannya, Kartika menyampaikan bahwa outlook terhadap BNI dari lembaga seperti Standard & Poor's (S&P) masih negatif.
Sebab, tekanan akibat pandemi Covid-19 masih terjadi pada pendapatan dan kualitas aset BNI. Jika permodalan terus turun, rating BNI di S&P dapat diturunkan dari posisi BBB-.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketiga, kebutuhan ekspansi bisnis. Penguatan modal di BNI dilakukan untuk mendukung perusahaan melakukan ekspansi kredit guna menggerakkan perekonomian.
Nantinya, modal yang masuk ke BNI akan digunakan kembali untuk pemulihan ekonomi nasional. Dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR), KPR Subsidi, bantuan sosial, maupun dukungan bagi BNI untuk Go Global.
Tiga Aksi
Aksi pertama yaitu PMN Rp 7 triliun. Aksi kedua yaitu menerbitkan obligasi dalam bentuk Perpetual Bond dengan nominal US$ 500 juta atau setara Rp 7 triliun. "Ini sedang dalam proses," kata Kartika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perpetual bond ini akan diterbitkan Kuartal tiga 2020. Jangka waktunya yaitu 5 atau 5,5 tahun, serta imbal hasil 4 sampai 5 persen.
Selain Perpetual Bond, BNI juga akan melakukan right issue untuk menaikkan modal BNI. Nominal yang disiapkan yaitu Rp 11,7 triliun dan rencananya akan dilakukan Semester 1 2022.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: BNI Buka Lowongan Kerja Bagi Lulusan S1 dan S2 untuk 6 Posisi, Simak Syaratnya