Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir resmi menunjuk Jeffry Haryadi P. Manullang sebagai Direktur Utama PT Asabri (Persero). Dalam pidato sambutannya, Jeffry berjanji akan memperkuat kololaborasi internal untuk memajukan perusahaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami (direksi) ada di sini karena adanya kerja sama yang erat. Untuk itu saya berharap ke depan kita dapat lebih kompak dalam membuat Asabri mencapai visi dan misinya,” ungkap Jeffry, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang tayang Sabtu, 14 September 2024 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jeffry diangkat berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perusahaan Perseroan (Persero) PT ASABRI Nomor: SK-204/MBU/09/2024 tentang Pemberhentian dan Pengalihan Tugas Anggota-anggota Direksi Perusahaan PT ASABRI (Persero). Sebelumnya, lelaki yang menggantikan Wahyu Suparyono sebagai Direktur Utama ini menjabat sebagai Direktur Investasi Asabri. Seperti diketahui, Wahyu Suparyono juga baru saja ditunjuk sebagai Direktur Utama Perum Bulog.
Prosesi serah terima jabatan berlangsung di Aula Gedung Asabri, dan turut dihadiri oleh Komisasris Utama PT Asrabi, Fary Djemy Francis dan jajaran komsiaris lainnya. Fary, berharap Asabri dapat berbenah menjadi perusahaan asuransi sosial yang lebih modern. “Saya yakin dengan kepemimpinan Bapak Jeffry, Asabri dapat melangkah maju menjadi lebih baik, modern, dan terpercaya,” ujar Fary.
Selain pernah menjabat sebagai Direktur Investasi Asabri, Jeffry pernah menduduki jabatan Direktur Keuangan dan Administrasi RS Pelabuhan pada 2017. Ia juga pernah menjadi Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan pada 2012-2016.
Sebagai informasi, Asabri merupakan BUMN yang bergerak di bidang asuransi sosial dan pembayaran pension yang khusus menangani prajurit TNI, anggota Polri, dan ASN yang bekerja di Kementerian Pertahanan dan Polri.
Pilihan editor: Munaslub Kadin Mengulang Sejarah Dualisme Kepemimpinan