Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah bakal memberi insentif untuk para pelaku industri kecil dan menengah di bidang kayu dan furnitur. Insentif tersebut diharapkan bisa memperkuat sektor industri dalam negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berujar salah satu insentif yang akan diberikan salah satunya adalah Sistem Verifikasi Legalitas Kayu atau SVLK. "Untuk IKM (Industri Kecil Menengah) akan kami beri semacam insentif, berupa subsidi yang sepenuhnya ditanggung pemerintah," ujar Airlangga selepas rapat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat, 13 Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Insentif juga akan diberikan untuk industri furnitur, yaitu berupa mempermudah impor sampel. Airlangga meminta agar impor sampel tidak melalui karantina. "Karena kan sampel itu kadang ada kulitnya, ada yang lain," ujar Airlangga. Harapannya, dengan kemudahan itu produksi maupun pembuatan prototipe bisa lebih cepat.
Dalam rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong itu pun Airlangga memaparkan strategi untuk menaikkan permintaan crumb rubber.
Caranya, kata Airlangga, adalah dengan mendorong crumb rubber sebagai campuran aspal. "Misalnya seperti di Bengkulu itu akan kami dorong," ujar dia. "Kami harapkan karet itu bisa dimanfaatkan."
Sebelumnya, pemerintah juga menyatakan akan ada peningkatan penggunaan produksi dalam negeri, terutama dalam government procurement, yaitu pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Sehingga, industri-industri nasional utilisasinya bisa ditingkatkan.
Strategi itu sebelumnya pernah disampaikan dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo. Hanya saja, kala itu langkah tersebut belum dibicarakan secara mendetail.
Airlangga mengatakan langkah memperkuat industri itu dilakukan guna menangkal dampak perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Harapannya, kebijakan itu juga bisa memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah depresiasi rupiah.
Lebih lanjut, Airlangga menegaskan, pemerintah fokus memperkuat perekonomian dan industri nasional dengan menjaga kestabilan politik, pendidikan dan keamanan. "Kami akan memberi ketentraman kepada pelaku industri nasional agar iklim investasi bisa terus terjaga," tuturnya.