PEMDA Bali diam-diam telah mempersiapkan Tanah sebagai kawasan perhotelan baru -- sesudah Sanur, Kuta, dan Nusa Dua. Dewasa ini tak kurang dari tujuh investor sibuk mengincar daerah wisata yang amat tersohor dengan pura yang terpencil di tengah laut itu. Satu di antaranya adalah grup Wanandi, yang berpatungan dengan Keppel Corp. dari Singapura. Mereka akan membangun hotel berkapasitas 500 kamar di atas tanah seluas 20 ha, berikut lapangan golf seluas 75 ha. Izin BKPM sudah ada, begitu pula izin lokasi dari Pemda Kabupaten Tabanan. Jumat kemarin, Sofyan Wanandi menghadap Gubernur Bali Ida Bagus Oka. Menurut juru bicara Pemda Bali, I.B. Pangjaya Gubernur memang telah memberi izin, tapi dengan pesan agar hotel itu dibangun minimal satu kilometer dari pura Tanah Lot, agar kesucian dan keindahan pura tetap terpelihara. Menurut Bupati Tabanan, Letkol. Sundria, sebenarnya ada tujuh perusahaan yang berminat membangun hotel, tapi yang diberi izin baru empat. Di samping Wanandi, yang beruntung adalah Bakrie & Brothers, John Tika (pemilik PT Central Bumi Lestari), dan Frans Bambang Siswanto (PT Pulau Mas). Total keempat perusahaan itu akan membangun hotel mewah dengan jumlah kamar: 1.500 buah. Kendati diharapkan bisa selesai tahun depan, target ini tampaknya tak mungkin tercapai. Lagi pula, para investor harus berhati-hati, agar tidak merusak tanah pertanian. Maklum, Kabupaten Tabanan merupakan pemasok beras, kedelai, sayur-mayur, dan buah-buahan. Selain itu, investor juga harus siap menghadapi harga tanah di sana, yang tiba-tiba melonjak dari Rp 150.000 menjadi Rp 20 juta per are (100 m2).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini