MENJUAL tidak selalu lebih sulit dari pada membuat. Semen, contohnya. Permintaan terhadap bahan bangunan yang satu ini, dari tahun ke tahun, tak pernah kendur. Di pasar lokal, misalnya, permintaan selalu naik 10% sampai 15% setiap tahunnya. Dari luar negeri, begitu pula. Nah, untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat itulah, PT Semen Andalas Indonesia (SAI) mengikuti jejak rekan-rekannya, yakni meningkatkan kapasitas produksi dari 1 juta ton menjadi 1,2 juta ton per tahun. Memang, kalau dilihat dari jumlah produksinya tahun ini diperkirakan hanya akan mencapai sekitar 900 ribu ton -- SAI masih kelebihan kapasitas. Tapi, menghadapi pasar yang sedang boom, pabrik yang dimiliki oleh PT Rencong Aceh Semen, Blue Circle Industries Plc. (Inggris), dan Comenta Holding Ag. (Swiss) itu lalu mengambil ancang-ancang. Dengan target peningkatan produksi itu, maka SAI -- pekan lalu baru berusia tujuh tahun -- bolehlah digolongkan sebagai perusahaan yang maju pesat. Ketika diresmikan pada 1983, produksinya hanya 317 ribu ton per tahun. Berarti, dalam tujuh tahun, SAI mampu mencari pertumbuhan produksi 278%.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini