Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Ketidakpastian global akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina turut berdampak pada pergerakan harga komoditas mineral dan batu bara atau minerba.
Ketika ekonomi melambat, permintaan terhadap bahan baku produksi ataupun energi akan ikut menurun.
Ketegangan Amerika-Cina dapat menyebabkan pergeseran rute dan volume perdagangan, yang memaksa Indonesia bersaing lebih ketat dengan produsen lain.
KETIDAKPASTIAN global akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina turut berdampak pada pergerakan harga komoditas mineral dan batu bara atau minerba. Indonesia Mining Association (IMA) mengungkapkan harga batu bara turun tajam dalam satu pekan terakhir.
Harga batu bara per 17 April 2025 tercatat sebesar US$ 97,05 per ton atau turun sekitar 2 persen dibanding pada pekan sebelumnya. Direktur Eksekutif IMA Hendra Sinadia menjelaskan bahwa penurunan ini merupakan respons pasar terhadap pengumuman tarif baru yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam eskalasi terbaru perang dagang dengan Cina.
Hendra menilai ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina menciptakan ketidakpastian di pasar komoditas global. Trump mengumumkan kenaikan tarif impor baru terhadap Cina yang kini menyentuh 245 persen.
Tidak hanya batu bara, harga komoditas lain pun melemah. Di antaranya harga nikel yang turun dari US$ 16.126,33 per ton metrik kering (dmt) pada April 2025 periode pertama menjadi US$ 15.539,69 per dmt pada periode kedua. Harga tembaga juga jatuh dari US$ 9.763,87 per dmt ke US$ 9.525,19 per dmt.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo