Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Hari Ayah Nasional, Ini Plus Minus Jadi Anak Anies Baswedan

Hari Ayah Nasional diperingati pada 12 November 2018. Apa rasanya memiliki ayah seorang Gubernur DKI Jakarta?

12 November 2018 | 19.20 WIB

Gubernur DKI Jakarta Terpilih Anies Baswedan berbincang dengan putrinya, Mutiara Annias di kediamannya di Lebak Bulus sebelum menuju Istana Negara, Jakarta 16 Oktober 2017. Tempo/Fakhri Hermansyah
Perbesar
Gubernur DKI Jakarta Terpilih Anies Baswedan berbincang dengan putrinya, Mutiara Annias di kediamannya di Lebak Bulus sebelum menuju Istana Negara, Jakarta 16 Oktober 2017. Tempo/Fakhri Hermansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Ayah Nasional diperingati pada 12 November 2018. Apa rasanya memiliki ayah seorang Gubernur DKI Jakarta? Putri sulung Anies Baswedan, Mutiara Annisa Baswedan menceritakan pengalamannya. "Sebenarnya posisi saya ini mirip dengan posisi abah dulu. Dia dikenal sebagai cucu AR Baswedan," kata Tia, sapaan Mutiara kepada Tempo pada Kamis 8 November 2018 di rumahnya.

Baca juga: Hari Ayah, Intip Pesan Anies Baswedan untuk Sang Putri

Abdurrahman Baswedan alias A.R. Baswedan adalah tokoh nasional yang berasal dari Yogyakarta yang mendapatkan gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis 8 November 2018. A.R. Baswedan merupakan tokoh keturunan Arab yang dikenal sebagai seorang jurnalis, diplomat, serta sastrawan.

Pada masa penjajahan, pria kelahiran Surabaya, 9 September 1908 ini berperan mengajak orang-orang keturunan Arab agar bersatu membantu perjuangan Indonesia. A.R. Baswedan berperan penting menyiapkan gerakan pemuda peranakan Arab untuk berperang melawan Belanda. A.R. Baswedan juga mencetuskan Sumpah Pemuda Keturunan Arab yang digelar pada 4 Oktober 1934. Pada masa itu, A.R Baswedan berkeinginan mengajak serta menyadarkan keturunan Arab bahwa tanah air mereka adalah Indonesia dan tak lagi berorientasi pada negara-negara Arab seperti Yaman dan Hadramaut.
Putri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mutiara Baswedan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Tia mengatakan sang ayah kerap disamakan dengan kakek buyutnya. Menurut Anies, kata Tia, orang bisa melihat dari dua sisi, pikiran negatif, dan pikiran positif. "Kita sih bisa ambil manfaatnya saja. Sebagai anak abah, aku sering banget diminta ikut acara abah," katanya.

Dari segi positifnya, Tia merasa bisa menambah jejaring sosialnya. Tia pun bisa mendapatkan pengalaman baru, bahkan mendapatkan pengalaman yang jarang sekali orang lain dapat. Salah satu contohnya, Tia merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Ratu Denmark. "Aku sempat pertukaran pelajar di Denmark, dan kepengen banget bisa bertemu Ratu Denmark. Kebetulan abah dapat undangan, dan hal ini jadi pengalaman berharga banget buat aku," katanya.

Lain waktu, manfaat positif yang dirasakannya adalah bisa membantu teman. Memiliki jejaring sosial yang banyak, bisa menjadi asetnya saat membantu teman. "Misalnya ada teman aku yang sedang kesusahan, aku hubungkan dengan orang yang aku kenal atau saat bertemu di acara abah," katanya.
Mutiara dan Anies Baswedan (Instagram @mutiarabaswedan)
Segi negatifnya, Tia paling sering merasakan dampaknya di media sosial. Menurut Tia, ada saja netizen yang komentar pedas di Instagram atau media sosial lainnya. "Misalnya, ada yang tidak setuju dengan kebijakan yang dikeluarkan Gubernur DKI Jakarta, tapi kok marahnya di foto aku ya," katanya.

Sering pula Tia mendapatkan banyak direct message tentang berbagai uneg uneg dan kemarahan beberapa masyarakat Jakarta. "Aku sih menanggapinya santai saja. Terkadang kasih tahu abah dan biasanya tidak kami balas," katanya.

Tia pun yakin, sebagai anaknya Anies Baswedan, ada pula teman-temanya yang membicarakannya dan mengaitkannya dengan mantan Menteri Pendidikan itu. Namun Tia pun tidak ambil pusing. "Jadi motivasi saja bagaimana caranya menunjukkan ke orang lain bahwa aku juga bisa ngerjain yang orang lain kerjakan. Dibuktiin saja lah," katanya.

Baca juga: Hari Ayah Nasional, Bagaimana Sandiaga Uno di Mata Anaknya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mitra Tarigan

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro serta John Doherty Asia Pacific Journalism Internships Program di Melbourne, Australia, pada 2019. Saat ini fokus menulis isu kesehatan dan gaya hidup serta humaniora

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus