Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Hari Raya, Pendapatan Industri Retail Tumbuh 35 persen (Kreatif/Sekar)

Ada beberapa faktor yang membuat hari raya tahun ini lebih istimewa.

25 Mei 2018 | 00.00 WIB

Suasana Minimarket Alfamart di kawasan Pejompongan, Jakarta. DOK TEMPO/M Iqbal Ichsan
Perbesar
Suasana Minimarket Alfamart di kawasan Pejompongan, Jakarta. DOK TEMPO/M Iqbal Ichsan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Aditya Budiman
[email protected]

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey, mengatakan Hari Raya Idul Fitri akan mendorong kinerja perusahaan retail. Aprindo memperkirakan, pada Idul Fitri, pendapatan peretail tumbuh 25-35 persen.

Menurut Roy, pada Idul Fitri tahun ini, ada beberapa hal yang istimewa, yakni kenaikan tunjangan hari raya (THR), inflasi yang masih terjaga, dan tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak. "Apalagi ada THR untuk pensiunan," kata dia kepada Tempo, kemarin.

Roy mengatakan pengusaha retail mesti optimistis menghadapi tahun ini lantaran banyak momen yang bisa mendorong kinerja perusahaan. Selain Hari Raya Idul Fitri, kata dia, perhelatan Asian Games pada Agustus mendatang dan pemilihan kepala daerah secara serentak bisa mendorong konsumsi dan menguntungkan peretail. "Kinerja pada kuartal II 2018 bisa lebih bagus," ucapnya.

Aprindo memperkirakan pertumbuhan industri retail tahun ini mencapai 7-7,5 persen. Target itu naik bila dibanding tahun 2017 yang mencapai 4 persen. Kepala Bidang Komunikasi Aprindo, Fernando Repi, mengatakan penjualan pada Idul Fitri menyumbang sekitar 45 persen dari total pendapatan peretail sepanjang tahun ini. Pada kuartal I lalu, kata Fernando, pertumbuhan sektor retail mencapai 1-1,5 persen, kurangi dari pencapaian tahun sebelumnya, yakni 2,5 persen.

Menurut Fernando, melambatnya kinerja sektor retail saat itu disebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat serta produktivitas masyarakat kelas menengah ke bawah yang menurun. Produktivitas yang rendah, kata dia, terjadi karena terlambatnya pengucuran dana desa, yang seharusnya cair pada awal tahun.

Salah satu peretail yang mencatatkan kinerja positif adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Pendapatan neto emiten berkode AMRT ini mencapai Rp 61,46 triliun pada 2017, naik 9,55 persen dibanding 2016 yang mencapai Rp 56,11 triliun.

Presiden Direktur Sumber Alfaria Trijaya, Hans Prawira, menyatakan kenaikan pendapatan didorong oleh pertambahan gerai dan entitas anak. "Ada pertumbuhan pendapatan gerai sepanjang 2017," kata dia dalam paparan publik di Tangerang, kemarin.

Hans mengatakan pertumbuhan gerai perusahaan dan entitas anak mencapai 9,3 persen atau menjadi 15.028 gerai. Jumlah itu terdiri atas 13.477 gerai perseroan dan 1.551 gerai entitas Anak. Menurut dia, sebaran gerai masih didominasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sebesar 33,7 persen. Sisanya tersebar di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. "Kami akan pertimbangkan potensi bisnis di wilayah baru," kata dia.

Selain menambah gerai, AMRT berupaya mengembangkan layanan baru bagi konsumen. Hans mengatakan Alfaria menambah kerja sama dengan pihak ketiga dalam layanan e-service atau elektronik, seperti payment point, e-voucher, e-ticketing, travel, dan delivery. Pengembangan itu bertujuan agar perusahaan menjadi one stop point untuk kebutuhan sehari-hari pelanggan.

DEWI NURITA | JONIANSYAH HARDJONO (TANGERANG)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus