Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Perekonomian Indonesia Diyakini Tetap Tumbuh di Tengah Perang Dagang AS-Cina

Bank Dunia, IMF, dan OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berkisar 4,9 - 5,1 persen di tengah perang dagang AS-Cina

24 April 2025 | 14.18 WIB

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 sebesar USD20,52 miliar atau turun 8,34 persen secara bulanan (mtm). TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 sebesar USD20,52 miliar atau turun 8,34 persen secara bulanan (mtm). TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Rusmin Amin optimistis perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh di tengah ketegangan perang dagang AS-Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Di tengah dinamika geopolitik dan ketidakpastian global kita patut bersyukur bahwa ekonomi Indonesia masih tumbuh secara positif,” ujar Rusmin saat memberikan kata sambutan dalam acara Gambir Trade Talk, di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 24 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina kian memanas setelah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif balasan atas barang dan komoditas impor dari sekitar 60 negara. Trump menaikkan tarif barang impor asal Cina hingga 145 persen. Cina kemudian membalas kebijakan itu dengan mengenakan tarif impor hingga 125 persen.

Selain ke Cina, Trump menerapkan tarif sebesar 32 persen terhadap produk-produk asal Indonesia. Tarif itu diterapkan untuk membalikkan defisit perdagangan yang dialami negara tersebut. Menurut pemerintahan Donald Trump, Indonesia telah menerapkan kebijakan tarif dan non tarif yang dianggap menghambat kepentingan Amerika Serikat.

Rusmin mengatakan, lembaga internasional seperti Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF), dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memprediksi ekonomi Tanah Air akan stabil hingga tahun depan.

“Bank Dunia, IMF, dan OECD memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil di kisaran 4,9 persen sampai 5,1 persen hingga tahun 2026,” ujar Rusmin.

Menurut dia, salah satu modal yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah kontribusi dan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia itu, kata Rusmin tak terkecuali perempuan. Kendati demikian, Rusman mencatat tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja masih pada kisaran 53 persen.

Padahal, kata, Rusmin perempuan memiliki peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional. “Mengingat jumlahnya hampir 50 persen dari total penduduk Indonesia,” kata Rusmin.

Menurut dia, peran strategis perempuan ditunjukkan oleh kontribusi mereka yang semakin signifikan terhadap ekonomi khususnya dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Rusmin mengatakan, terdapat sekitar 64,5 persen UMKM yang dikelola oleh perempuan. Adapun nilai bisnis yang berpotensi dihasilkan UMKM pada 2025 adalah sekitar US$ 130 miliar.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus