ASOSIASI Negara-negara Produsen Timah Internasional, yang kini diketuai Menteri Pertambangan dan Energi Subroto, kini lebih bersatu. Sejak Ahad lalu, mereka sepakat membatasi produksi timah selama setahun dengan kuota total 96.000 ton, atau sekitar 8% di bawah produksi 1986. Malaysia mendapat kuota 28.526 ton, Indonesia 24.516, Muangthai 19.000, Bolivia 13.761, Australia 7.000, Zaire 1.736, dan Nigeria 1.461 ton. Dua besar produsen timah di luar asosiasi, yakni RRC dan Brasil, menurut Subroto, telah pula berjanji membatasi produksi mereka. Usaha itu diharapkan bisa mengurangi penawaran timah di pasaran dunia, yang kini diperkirakan kelebihan sekitar 81.000 ton. Jika kelebihan itu bisa dikurangi 20.000 ton, dalam tempo dua setengah tahun, diharapkan harga timah di pasaran dunia bisa lebih baik. Tetapi itu pun bisa dipengaruhi AS, yang memiliki stok strategis 150.000 ton. Karena itu, para produsen timah juga mengimbau agar AS membantu niat negara-negara berkembang produsen timah, dengan mengurangi penjualan timahnya dari sekitar 5.000 ton menjadi sekitar 3.000 ton saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini