SUDAH ribuan buruh dari pelbagai pertambangan timah di Malaysia, tiga tahun terakhir ini, kehilangan pekerjaan gara-gara harga bahan tambang strategis itu lumer. Tapi, aneh, tidak satu pun dari 27.000 buruh PT Timah Indonesia yang dipecat atau dirumahkan. Hebatnya lagi, badan usaha milik negara itu, tahun lalu, mampu memperoleh laba Rp 34 milyar. Padahal, harga timah pada tahun 1986 itu setiap ton hanya US$ 6.300, atau lebih rendah US$ 5.300 dari tahun sebelumnya. Ketika timah masih disukai banyak orang, dan saat itu dolar masih kuat, harganya bisa mencapai US$ 12.300 setiap ton. Ada dugaan tingkat harga itu tidak akan berubah dua tahun mendatang, di tengah melemahnya permintaan yang ajek, 172.000 ton. Sementara itu, kendati persediaan timah dunia masih 32.000 ton, produksi dunia akan tetap sekencang 148.000 ton setahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini