PAYAHNYA ekonomi Singapura, yang pada semester pertama tahun ini hanya tumbuh 1,3% dari 9,6% pada periode yang sama tahun sebelumnya, menyebab-kan sebagian besar perusahaan mengencangkan ikat pinggang dan memotong anggaran iklannya - sehingga industri koran di negara yang hanya berpenduduk tiga juta jiwa itu terancam kelangsungan hidupnya. Lyall & Evatt, salah satu pialang saham terpercaya di Singapura, berdasarkan hasil studinya menyimpulkan: "Industri koran Singapura akan segera kehilangan keuntungan, menghadapi menurunnya iklan dan tingginya tingkat upah." Lebih runyam, pertumbuhan sirkulasi yang tahun ini diproyeksikan 5,2% diramalkan akan sulit dicapai. Padahal, tahun lalu, tercapai 12,5%. Bahkan program diversivikasi yang telah direncanakan oleh Singapore Press Holding Ltd., perusahaan penerbitan terbesar di Singapura yang memiliki The Straits Times dan The Sunday Times, sampai dua tahun mendatang belum akan terwujud. "Perusahaan itu mengalami kesulitan dana," tulis Lyall & Evatt.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini