ADA kemungkinan mata uang yen, Jepang, akan berperanan lebih tinggi dalam transaksi perdagangan internasional, sedangkan pembayaran dengan dolar AS akan menurun. "Pemakaian dolar sekarang ini berlebihan (overused), sedangkan yen kurang (underused)," kata Takuma Takahashi, peneliti senior di Nomura Research Institute, Tokyo. Kaitan dolar dengan yen, belum lama ini, menghangat dalam pembicaraan di Washington, antara Jepang dan AS. Pihak AS mendesak Jepang memerdekakan pasar Euroyen. Artinya, bank-bank di luar Jepang bebas menerima deposito atau memberikan pinjaman dalam bentuk yen, sebagaimana bank-bank asing (di luar AS) menerima deposito atau memberikan pinjaman dalam bentuk dolar (dollar-denominated) di pasar Eurodolar. Namun, pihak Jepang, antara lain menteri keuangannya, masih enggan meliberalkan pasar Euroyen, dan sebagai gantinya ia mengusulkan suatu pasar keuangan offshore. Di situ warga asing bisa mendepositokan atau meminjam yen tanpa batasan-batasan bunga dan juga bebas 20% pajak (withholding tax) yang berlaku di Jepang. Tapi ide menteri keuangan Jepang itu ditolak bank-bank Jepang sendiri. Mereka khawatir, pasar Euroyen yang masih berbasis tunggal di Tokyo akan mengalami kebocoran, dan suplai yen untuk luar negeri membanjir ke dalam negeri, sehingga sulit dikekang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini