Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rekening bersama adalah rekening yang diterbitkan atas nama lebih dari satu orang. Biasanya, rekening bersama lebih umum ditemui dalam transaksi jual beli, khususnya jual beli daring.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, rekening bersama juga dapat dibuka oleh pasangan suami istri (pasutri). Tujuannya adalah untuk dana cadangan keluarga. Kedua belah pihak dapat mengakses rekening tersebut dan menggunakannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Nantinya, laporan keuangannya juga akan diberikan kepada kedua belah pihak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa Kelebihan dan Kekurangan Rekening Bersama Bagi Pasutri? Dilansir dari laman Bank Mandiri, berikut kelebihan dan kekurangan memiliki rekening bersama bagi pasutri:
Kelebihan
1. Menguatkan Komitmen
Bagi pasutri, rekening bersama sering dibuat untuk tujuan keuangan tertentu. Misalnya untuk tabungan pendidikan bagi anak, menabung DP rumah, dana darurat, dan keperluan-keperluan lainnya. Dengan begitu, ada komitmen yang ditetapkan bersama dan dipatuhi baik oleh suami maupun istri.
2. Melatih Tanggung Jawab
Suami atau istri memiliki kewajiban yang sama untuk memenuhi rekening tersebut. Artinya, masing-masing akan berlatih untuk bertanggungjawab dalam mengelola keuangan keluarga.
3. Bentuk Transparansi
Suami dan istri dapat sama-sama mengetahui total dana yang terdapat di dalam tabungan bersama. Sehingga masing-masing pihak bisa mengontrol penggunaannya dan saling mengingatkan jika salah satu pihak terlalu boros menggunakan dana tersebut.
Kekurangan
1. Aturan yang Lebih Ketat
Rekening bersama berbeda dengan rekening biasa, terutama dalam segi aturan yang harus dipatuhi oleh pemilik rekening. Perlu digaris bawahi bahwa semakin besar total dana yang disimpan di dalam rekening bersama tersebut, bank akan semakin hati-hati memperlakukan rekening ini sehingga kadang peraturan yang ditetapkan lebih ketat daripada rekening tabungan biasa.
2. Birokrasi Pencairan yang Rumit
Ketika salah satu dari pasutri meninggal dunia, untuk keperluan pencairan dana, pasangan yang masih hidup membutuhkan syarat dan dokumen tertentu yang harus diurus. Contohnya, pasangan yang ditinggalkan harus menunjukkan surat keterangan kematian dari pihak-pihak tertentu atau jika rekening bersama tersebut dimiliki oleh orang tua dan anak, sang anak membutuhkan surat waris untuk mencairkan dana ketika orang tuanya sudah meninggal walaupun memang anak kandung.
Meski begitu, sebenarnya peraturan yang ketat itu adalah hal yang wajar. Wajar jika bank berusaha menghindari masalah yang bisa timbul di kemudian hari. Misalnya gugatan dari salah satu pihak keluarga yang tidak terima jika dana dalam rekening bersama tersebut dapat dicairkan dengan mudah dan beberapa masalah lainnya.
NAUFAL RIDHWAN ALY