Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kemenperin Operasikan Aplikasi Pendataan Industri Halal Mulai Januari 2024

Kemenperin memberikan perhatian khusus pada industri halal.

29 Desember 2023 | 07.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pelaku usahaindustri kecil dan menengah menerima Sertifikat Halal di Bale Asri Pusdai Jabar, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 20 September 2017. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar membagikan 750 sertifikat halal bagi pelaku usaha di 27 kabupaten dan kota guna mendorong kesadaran mereka akan pentingnya sertifikasi dan standardisasi produk dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). ANTARA FOTO/Agus Bebeng

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian atau Kemenperin berencana mulai mengoperasikan sistem informasi pendataan industri halal atau yang disingkat dengan Saliha pada Januari 2024.

"Kami terus mengembangkan dan memperkuat layanan dukungan untuk sertifikasi halal gratis bagi pelaku industri melalui sistem informasi pendataan industri halal atau yang disingkat Saliha, yang rencananya akan kita launch early next year pada tahun 2024, Januari," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang saat berbincang di Bali, Kamis malam, 28 Desember 2023.

Agus menjelaskan aplikasi Saliha ini merupakan syarat utama untuk pengajuan sertifikasi halal gratis di Lembaga Pemeriksa Halal Kementerian Perindustrian.

Saliha merupakan Sistem Informasi Pendataan Industri Halal yang dibangun oleh Kemenperin, guna memudahkan pendataan dan seleksi bantuan Sertifikasi Industri Halal pada 2023.

Kemenperin memberikan perhatian khusus pada industri halal. Menurut dia, sektor ini memiliki potensi yang sangat besar baik di Indonesia maupun dunia.

Dalam laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) terbaru pada Selasa, 26 Desember 2023, peringkat Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator Ranking 2022 berada pada posisi ketiga atau naik satu peringkat dari tahun sebelumnya yang berada di posisi empat.

Indikator tersebut, dinilai dia sebagai sebuah dorongan untuk terus mengembangkan produk-produk halal seperti makanan dan minuman halal, kosmetik, farmasi dan fesyen.

Ia menyebut impor negara-negara yang tergabung dalam OKI (Organisasi Kerjasama Islam) di sektor makanan dan minuman halal mencapai 265,1 dolar AS pada 2022. Diperkirakan nilai ini terus bertambah dalam dua tahun ke depan menjadi 368,3 miliar dolar AS.

"Oleh sebab itu, kita terus-menerus mendorong pertumbuhan dari produk-produk halal yang ada di Indonesia untuk bisa melayani market global dan juga market domestik," kata dia.

Ia berharap produk-produk tekstil seperti mukena dan kerudung dapat dihasilkan oleh Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

"Sayang sekali kalau kita tidak isi sendiri produk-produk yang dibutuhkan oleh konsumen kita, oleh market halal yang ada di Indonesia," ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus