Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kemenperin: Pengembangan Industri Tekstil Fokus di Jawa

Pemerintah telah merencanakan setidaknya lima wilayah di Pulau Jawa yang di dalamnya terdapat industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

13 Desember 2019 | 06.00 WIB

Pekerja menyelesaikan produksi kain sarung di Pabrik Tekstil Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 4 Januari 2019. Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2019 mencapai 15 miliar dollar AS atau naik 11 persen dibandingkan target pada tahun 2018. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Perbesar
Pekerja menyelesaikan produksi kain sarung di Pabrik Tekstil Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 4 Januari 2019. Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2019 mencapai 15 miliar dollar AS atau naik 11 persen dibandingkan target pada tahun 2018. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Perwilayahan Industri Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito menuturkan pemerintah telah merencanakan setidaknya lima wilayah di Pulau Jawa yang di dalamnya terdapat industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Mengingat industri ini padat karya, Warsito mengatakan penetapan pengembangannya akan fokus di Jawa.  
 
"Sementara, di luar Jawa diharapkan industri yang berbasis hilirisasi sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan, minyak dan gas dan mineral batubara," tutur Warsito kepada Tempo, Kamis 12 Desember 2019. 
 
Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015, wilayah Jawa yang akan dijadikan pusat industri adalah Kendal-Semarang-Demak, Jawa Tengah; Tuban-Lamongan-Gresik-Surabaya-Sidoarjo-Mojokerto-Bangkalan, Jawa Timur; Cilegon-Serang-Tangerang, Banten; Cirebon-Indramayu-Majalengka, Jawa Barat; Bogor-Bekasi-Purwakarta-Subang-Karawang, Jawa Barat. 
 
"Industri TPT telah dimasukkan dalam rencana pengembangan oleh pemerintah daerah tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) itu," ujar Warsito. 
 
Saat ini, pemerintah juga tengah merancang perencanaan percepatan pembangunan kawasan industri tekstil di Brebes, JawaTengah. Selain itu, Warsito mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga sedang mengusulkan wilayah pusat pertumbuhan industri (WPPI), yaitu segitiga emas Rebana di sekitar daerah Subang, Indramayu, Majalengka dan Cirebon. Pemerintah daerah, kata dia, telah menyiapkan dokumen perencanaannya. 
 
"Meski begitu, diharapkan daerah lain dapat dikembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil sebagaimana di Jawa Barat," kata dia. 
 
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Anne Patricia Sutanto berharap pemerintah dan pelaku industri bersama-sama mengkaji secara mendalam setiap daerah yang diusulkan untuk dijadikan kawasan industri. "Sehingga bukan hanya kerangka atau kawasan yang ada, tetapi kawasan yang diminati industri TPT dan ekonomis sesuai dengan ekosistem kami. Kami sendiri siap kembangkan di sana," ujar Anne.
 
 
 
Anne mengatakan pelaku industri juga tengah mengusulkan pengembangan apparel park untuk industri TPT yang sedang dikajindalam ebam bulan ke depan. Ia berharap nantinya konsep apparel park tidak seragam antara satu lokasi dengan lokasi lainnya, artinya setiap wilayah harus ada penyesuaian berdasarkan ekosistem industri. 
 
Misalnya saja, ada beberapa daerah yang lebih banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), seperti Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. 
 
Dalam enam bulan ke depan, Anne mengatakan akan menginventarisasikan sejumlah kawasan industri yang diusulkan, baik dari sisi sumber daya manusia, ketersediaan air, pengelolaan limbah, energi, hingga akses ke pelabuhan atau bandar udara. "Walau konteksnya TPT, mungkin per daerah tidak one size fits all juga karena tergantung demografi atau kekuatan ekonomi di daerah itu," ujar Anne. 
 
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menuturkan pengembangan apparel park untuk meningkatkan efisiensi industri TPT yang selama ini terpisah-pisah sehingga biaya logistik menjadi mahal. Meski begitu, Redma mengatakan kajian mendalam sangat diperlukan karena relokasi industri sangat tidak mudah, mulai dari pengolahan limbah terpadu, ketersediaan dan keterjangkauan harga pasokan listrik, sampai baan baku. 
 
"Selain itu, ada tenaga kerja karena tidak mungkin industri memboyong semua. Beberapa relokasi industri itu hambatannya tenaga kerja. Harus yang benar-benar full time jangan sampai saat musim panen, mereka pindah jadi petani," ujar Redma. 
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus