Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Terendah di Antara Tetangga

Rasio perdagangan terhadap PDB Indonesia terendah di antara negara tetangga. Artinya, keterbukaan perdagangan RI rendah.

16 Februari 2024 | 00.00 WIB

Bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, 15 Januari 2024. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, 15 Januari 2024. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Rasio perdagangan terhadap PDB Indonesia turun dari 72 persen pada 2000 menjadi 33 persen pada 2020, terendah di antara negara-negara tetangga.

  • Capaian kinerja perdagangan juga dapat dilihat dari surplus atau defisit neraca perdagangan di suatu negara. Neraca perdagangan adalah selisih nilai ekspor dan impor pada suatu waktu tertentu.

  • Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengatakan pemerintah sudah menyiapkan beberapa langkah untuk menjaga kinerja perdagangan dan mendorong ekspor.

JAKARTA - Salah satu indikator kemajuan perekonomian negara adalah kinerja perdagangan, termasuk ekspor dan impor. Namun saat ini rasio perdagangan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih rendah. Kecilnya rasio perdagangan terhadap PDB tersebut menunjukkan keterbukaan perdagangan Indonesia yang juga rendah.
 
“Perdagangan internasional Indonesia belum sebaik beberapa negara di ASEAN,” kata Kepala Pusat Industri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho kepada Tempo, kemarin. “Dengan kinerja yang rendah, berarti liberalisasi atau keterbukaan perdagangan dengan negara lain juga rendah.”

Rasio perdagangan terhadap PDB dianggap sebagai indikator pengaruh perdagangan internasional terhadap ekonomi suatu negara. Rasio ini dihitung dengan membagi nilai agregat impor dan ekspor dalam kurun waktu tertentu dengan PDB pada kurun waktu yang sama.

Menurut laporan Prospek Ekonomi Indonesia yang dirilis Bank Dunia pada Desember 2022, rasio perdagangan terhadap PDB Indonesia turun dari 72 persen pada 2000 menjadi 33 persen pada 2020, terendah di antara negara-negara tetangga. Setelah Asia digulung krisis keuangan, keterbukaan perdagangan Indonesia berkurang lebih dari setengahnya, bertepatan dengan periode deindustrialisasi. Bersamaan dengan penurunan keterbukaan perdagangan, kontribusi manufaktur terhadap PDB Indonesia juga turun secara signifikan, dari puncaknya sebesar 31 persen tahun 2002 menjadi 19 persen pada 2021. 

Adapun pada 2022, rasio perdagangan terhadap PDB Indonesia naik menjadi 45 persen. Namun nilainya masih terendah di antara negara tetangga, seperti Singapura yang mencapai 337 persen dan Malaysia yang sebesar 147 persen. Porsi Indonesia dalam ekspor dunia stagnan dan lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara pembanding di kawasan.

Bersamaan dengan penurunan keterbukaan perdagangan, kontribusi manufaktur terhadap PDB Indonesia juga turun secara signifikan, dari puncaknya sebesar 31 persen pada 2002 menjadi 19 persen pada 2021. 

Menurut Andry, capaian kinerja perdagangan juga dapat dilihat dari surplus atau defisitnya neraca perdagangan di suatu negara. Neraca perdagangan adalah selisih nilai ekspor dan impor pada suatu waktu tertentu. Jika surplus, berarti nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor. Sedangkan jika defisit, yang terjadi sebaliknya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus