Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menerima Sertifikasi Keberlanjutan dan Karbon Internasional Uni Eropa atau Sustainability and Carbon Certification European Union (ISCC) CORSIA dan EU. Adanya sertifikasi itu, membuka jalan bagi KPI untuk memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar penerbangan yang ramah lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris KPI, Hermansyah Y Nasroen, sertifikasi ini menandakan bahwa SAF yang diproduksi oleh KPI dari bahan baku minyak jelantah (UCO) telah memenuhi standar keberlanjutan global. Produk ini dapat diterima dan diperdagangkan sesuai regulasi ICAO CORSIA serta Uni Eropa. "Unit TDHT (Treated Distillate Hydrotreating-red) yang berlokasi di Kilang Cilacap telah berhasil meraih sertifikasi ISCC Corsia dan EU untuk SAF pada awal Desember 2024 lalu,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Kamis, 9 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak tahun 2022, Unit TDHT di Kilang Cilacap telah memproduksi bahan bakar solar nabati berbahan dasar 100 persen nabati, yang dikenal sebagai Pertamina Renewable Diesel (RD) atau HVO. Produk ini juga telah tersertifikasi ISCC. Melalui Project USAF (UCO to SAF), KPI berinovasi untuk memproduksi Pertamina SAF dari bahan baku yang lebih beragam, termasuk minyak inti sawit (RBDPKO) dan kini minyak jelantah.
“KPI sebelumnya mampu memproduksi Pertamina SAF dengan bahan baku Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) atau minyak inti sawit, dan kini KPI melangkah dengan memproduksi Pertamina SAF tersertifikasi ISCC pertama di Indonesia/Regional dengan bahan baku minyak jelantah (UCO) yang direncanakan pada kuartal- I tahun 2025,” ucapnya.
SAF yang akan dihasilkan dari bahan baku jelantah ini memiliki kelebihan berupa emisi karbon yang lebih rendah sekitar >90 persen dibandingkan avtur fossil serta dapat mendukung kegiatan community development pengumpulan minyak jelantah oleh masyarakat.
Dalam rangka mendukung produksi SAF berbahan baku minyak jelantah, KPI akan melakukan penggantian katalis di Kilang Cilacap pada Januari 2025. Katalis ini merupakan hasil pengembangan R&D Pertamina bersama para ahli dan engineer KPI, lebih lanjut, katalis tersebut diproduksi di fasilitas dalam negeri.
"Katalis yang akan digunakan merupakan hasil pengembangan Technology and Innovation (R&D) Pertamina berkolaborasi dengan expert dan engineer PT Kilang Pertamina Internasional. Katalis ini diproduksi di fasilitas pabrik katalis dalam negeri. Hal ini menunjukkan penguasaan teknologi advance oleh engineer Indonesia," ujarnya.
Pilihan Editor: Inflasi 2024 Terendah Sepanjang Sejarah. Apa Artinya?