Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, JAKARTA - Konsep aglomerasi adalah salah satu bagian dari sepuluh konsep esensial geografi yang telah dibentuk oleh para ahli. Melansir dari Modul Geografi Kelas X karya Fitri Sekar Lestari, konsep esensial geografi merupakan ungkapan atau gambaran abstrak mengenai fenomena esensial dari objek kajian geografi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terdapat sepuluh hal dalam konsep esensial geografi. Mulai dari konsep lokasi, jarak, morfologi, keterjangkauan, pola, aglomerasi, nilai kegunaan, interaksi/interdependensi, diferensiasi area dan keterkaitan ruang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konsep aglomerasi sendiri dijelaskan sebagai suatu fenomena yang mengelompokkan sesuatu menjadi satu bentuk atau struktur. Lebih lanjut, berikut rangkuman informasi mengenai konsep aglomerasi.
Pengertian Aglomerasi
Mengutip dari rilisan Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia karya Tutus Alun Asoka Sakti, konsep aglomerasi adalah sebuah kumpulan dari kluster yang berkonsentrasi pada suatu daerah atau tempat tertentu.
Menurut Montgomery (1988) dalam Kuncoro (2002), aglomerasi adalah suatu konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan karena terjadi atau adanya penghematan yang disebabkan oleh lokasi yang saling berdekatan (economies of proximity). Aglomerasi ini kemudian diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja dan konsumen.
Sementara itu, definisi aglomerasi menurut Markusen (1996) adalah merupakan suatu lokasi yang tidak mudah berubah akibat adanya penghematan eksternal. Aglomerasi terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya saling berdekatan satu sama lain dengan para penyedia jasa, di mana bukan merupakan akibat kalkulasi perusahaan atau para pekerja secara individual.
Malmberg mengungkapkan, Aglomerasi berkaitan dengan ekonomi eksternal, di mana perusahaan-perusahaan dapat meraih keuntungan karena terletak berdekatan dengan perusahaan lain. Aglomerasi tidak hanya mencakup aktivitas ekonomi, tetapi juga aktivitas lainnya, termasuk adanya populasi dan penduduk di kawasan perkotaan.
Contoh Aglomerasi
Berdasarkan e-Modul Geografi Kelas X yang disusun oleh Muhamad Aji Ramdani dan Lili Yuliana, konsep aglomerasi digambarkan sebagai pengelompokkan penduduk dan aktivitasnya di suatu tempat. Contohnya adalah Tangerang yang merupakan daerah kawasan Industri yang dikenal dengan sebutan kota 1000 pabrik.
Selain itu, ada juga Bandung yang menampung sekitar 68 persen industri tekstil di Indonesia. Contoh lainnya adalah masyarakat yang cenderung dikelompokkan pada tingkat sejenis. Hal ini menimbulkan sebutan daerah elit, daerah kumuh, daerah perumnas, pedagang besi tua, pedagang barang atau pakaian bekas, dan lain-lain.
Penyebab Terjadinya Aglomerasi
Secara garis besar, aglomerasi terbentuk karena adanya tiga faktor utama, yaitu keberadaan industri, urbanisasi, dan perdagangan. Urbanisasi mungkin merupakan penyebab terjadinya aglomerasi perkotaan. Namun, faktor utama yang mendorong terjadinya urbanisasi itu sendiri adalah adanya industrialisasi.
Aglomerasi industri cenderung terjadi di lokasi yang memiliki potensi serta kemampuan dalam perdagangan dan penyediaan infrastruktur yang dibutuhkan. Selain itu juga adanya manfaat yang diperoleh akibat lokasi yang berdekatan dengan perusahaan lain.
Sehingga secara umum, daerah atau lokasi aglomerasi lebih mengarah pada daerah perkotaan. Hal ini terjadi karena daerah perkotaan memiliki kelebihan serta potensi dan kemampuan dalam menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan oleh industri yang bersangkutan.