Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta berharap kebijakan pembatasan mobilitas di kawasan Yogya Raya tidak membuat sektor pariwisata di wilayah itu terpuruk. Pemerintah setempat tetap membuka tempat wisata dengan penerapan protokol kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami mendukung kebijakan aglomerasi Jogja Raya dalam rangka menekan penambahan Covid-19 selama libur lebaran. Namun kami juga berharap aglomerasi Jogja Raya tetap mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Hary Sukmono, Kamis, 14 Mei 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebijakan pembatasan mobilitas di kawasan aglomerasi tersebut membuat masyarakat tidak bisa leluasa melakukan perjalanan ke wilayah lain. Tempat wisata di Gunung Kidul hanya bisa dikunjungi oleh warga lokal. Sedangkan berdasarkan catatan, wisatawan yang banyak berkunjung ke Gunung Kidul berasal dari Jawa Tengah.
Meski begitu, Haru mengatakan pihaknya akan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Kami pastikan sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan di objek wisata sudah siap. Kami juga akan melakukan pengawasan terhadap protokol kesehatan selama libur Lebaran ini," kata dia.
Hary pun mengimbau wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kidul mematuhi protokol kesehatan. "Kesadaran wisatawan dalam menerapkan protokol kesehatan juga menjadi kunci keberhasilan sektor pariwisata dalam menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.
Bupati Gunung Kidul Sunaryanta mengatakan setiap objek wisata bisa tetap beroperasi dengan ketentuan kawasan tersebut masuk zona hijau dan kuning dalam pemetaan kerawanan penyebaran Covid-19. Sedangkan objek wisata yang berada di zona merah dan oranye wajib ditutup.