Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan Proyek Jalan Tol Layang A.P. Pettarani Makassar telah memasuki tahap akhir pemasangan balok jembatan. Berdasarkan catatan perseroan, progres pembangunan proyek tersebut telah mencapai 85 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Nantinya tol ini akan menghubungkan New Port, dari Soekarno-Hatta, dan dari bandara Sultan Hasanuddin langsung ke pesisir selatan," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam konferensi video, Ahad, 17 Mei 2020. Menurut dia, proyek ini dilakukan untuk memperlancar jalur logistik di wilayah tersebut, sehingga perlu didukung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekerjaan yang sudah selesai antara lain adalah konstruksi bored pile, pile cap, kolom, pier head, slab on pile, serta instalasi PCU girder dan box girder. Sementara, pekerjaan perlu diselesaikan berikutnya antara lain pekerjaan parapet, pekerjaan aspal, pemasangan expansion joint, pekerjaan pipa drainase, pekerjaan PJU dan rambu, pekerjaan marka, dan pekerjaan jalan arteri.
Basuki pun mengatakan dalam pembangunan proyek ini ada inovasi yang diterapkan. WIKA Beton sebagai kontraktor utama proyek memilih metode span by span dengan launching gantry untuk proses pemasangan balok jembatan serta beam bracing sebagai metode kerja pier.
Berbekal pengalaman WIKA Beton pada proyek jalan layang Semanggi di Jakarta, penggunaan metode ini dinilai sangat efektif dan dapat menekan risiko gangguan lalu lintas yang muncul saat proses pengerjaan proyek berlangsung. Dengan demikian proyek jalan tol layang pertama di Kota Makassar ini diperkirakan dapat rampung tahun ini.
Apalagi, di tengah pandemi Covid-19, pengerjaan Proyek Jalan Tol Layang A.P. Pettarani ini terus dilakukan dengan mematuhi standar Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja serta protokol pencegahan Covid-19 yang diterapkan secara disiplin dan ketat. Sejumlah prosedur pencegahan dan penanganan Covid-19 telah dibuat, diterapkan di seluruh unit kerja WIKA Beton sejak akhir Februari 2020 dan terus diperbarui seiring dengan perkembangan data kasus di Indonesia.
Direktur Utama PT Bosowa Marga Nusantara Anwar Toha mengatakan pembangunan jalan layang itu diperlukan untuk mengurai kepadatan kendaraan di Makassar. Karena itu, seluruh pihak terus berkoordinasi untuk dapat menyelesaikan pembangunan ini.
"Salah satunya dengan mengaplikasikan metode yang menggunakan teknologi konstruksi terbaru untuk kelancaran proyek," ujar dia. Melalui tahapan ini, Ia berharap pengerjaan proyek dapat segera selesai, sehingga Masyarakat Makassar dapat merasakan manfaat dari jalan tol layang ini.
Adapun Direktur Utama WIKA Beton Hadian Pramudita berharap proyek tersebut bisa selesai tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. "WIKA Beton bekerja secara maksimal menyelesaikan Proyek Jalan Tol Layang A.P. Pettarani ini dengan jaminan biaya, waktu dan mutu kualitas terbaik dengan tetap menjalankan sistem manajemen kesehatan & keselamatan kerja di lingkungan kerja kami," ujarnya.
Sebagai informasi, jalan tol layang dengan panjang 4,3 kilometer tersebut dibangun di atas jalan nasional A.P. Pettarani tanpa adanya pembebasan lahan. Pembangunan proyek ini terbagi atas 74 span pada Main Line, 9 span pada Ramp On dan 7 span pada Ramp Off dengan jumlah box girder sebanyak 3.044 unit.
Pekerjaan tersebut diperkirakan melibatkan sekitar 1000 pekerja pada pekerjaan kontruksi di proyek dan kurang lebih 300 orang pada produksi box girder di Pabrik Produk Beton milik WIKA Beton yang berlokasi di KIMA 20 Makassar.