Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pelanggan PT Telekomunikasi Seluler atau Telkomsel, Azmi (bukan nama sebenarnya) menjadi korban penipuan penukaran poin pada Sabtu sore, 29 Mei 2021. Akibat kejadian itu, uang di rekeningnya senilai Rp 798 ribu raib.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kejadian ini bermula saat seseorang yang mengaku dari pihak Telkomsel menelepon Azmi pada Sabtu sekitar pukul 15.01 WIB menggunakan nomor tak dikenal. Pelaku memberitahu bahwa korban memiliki 2.000 poin Telkomsel yang akan hangus pada akhir Mei ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saya kemudian mendapat tawaran untuk menukarkan poin,” kata Azmi saat dihubungi Tempo, Ahad, 30 Mei 2021.
Opsi penukaran itu berupa pembebasan tagihan selama tiga bulan atau voucer senilai Rp 1 juta. Korban selanjutnya memilih opsi pembebasan tagihan. Selanjutnya, pelaku menyatakan bahwa opsi pembebasan tagihan hanya membutuhkan penukaran poin senilai 1.000. Artinya, korban masih memiliki sisa 1.000 poin lagi.
Pelaku pun kembali menawari korban untuk menukarkan 1.000 poin miliknya yang tersisa dengan uang senilai Rp 1 juta. Syaratnya, korban harus melakukan transfer uang lebih dulu ke rekening virtual akun bank.
“Dia bertanya saya punya virtual akun apa, saya jawab BCA,” katanya. Melalui bank tersebut, pelaku menyuruh korban memasukkan kode akun rekening virtual dan nomor ponselnya. “Di situ tertera akun LinkAja atas nama saya,” ujar Azmi.
Selanjutnya, korban diminta melakukan transfer dengan nominal yang sesuai dengan angka pin akun virtual milinya. Namun transaksi tidak berhasil karena jumlah saldo di rekening korban tidak cukup.
“Saya sebetulnya sudah bertanya kenapa jadi saya yang transfer. Namun kata si penelepon, uang saya tidak akan berkurang,” katanya.
Saat transaksi gagal, pelaku mendapat pesan pemberitahuan dari KLIK Labs. Pesan itu berisi informasi bahwa nilai transaksi yang tidak berhasil mencapai Rp 1 juta. Pelaku berdalih uang itu adalah nilai yang seharusnya masuk ke rekening korban.
Karena gagal, korban mencoba melakukan transfer dengan nominal Rp 11.015. Tak lama kemudian, ia kembali mendapat SMS dari KLIK Labs yang memberitahukan bahwa terjadi transaksi senilai Rp 500 ribu. “Kata pelaku, uangnya masuk ke rekening saya,” ujar Azmi.
Tak sampai di situ, pelaku mengatakan masih ada sisa Rp 500 ribu dari total penukaran poin yang belum ditransfer ke rekening korban. Pelaku pun meminta korban memberitahu nomor kartu ATM dan tanggal lahir. Pelaku juga menyuruh korban menyalin sebuah pesan yang masuk ke ponselnya untuk dikirimkan ke layanan Bank BCA.
Setelah melalui proses ini, korban mencoba membuka mobile Bank BCA-nya. “Tulisannya tidak dapat diproses,” ujarnya. Namun dalam notifikasi banknya, korban memperoleh pemberitahuan bahwa terdapat transaksi ke ONE KLIK DANA senilai Rp 750 ribu dan Rp 30 ribu atau total Rp 780 ribu.
Korban sempat menanyakan perihal pemberitahuan itu ke pelaku. Pelaku menjawab bahwa nominal tersebut adalah saldo yang masuk ke rekening korban.
Korban tidak bisa mengecek saldonya saat itu juga lantaran aplikasi mobile bank-nya error. Selanjutnya, pelaku menyatakan proses belum selesai karena masih ada sisa uang Rp 220 ribu dari penukaran poin yang belum masuk ke rekening korban.
Karena mobile banking bermasalah, pelaku menawarkan korban menggunakan nomor rekening bank lain. Pelaku menyebut tak masalah sisa uang ini dikirim ke nomor rekening yg berbeda. Lantaran sudah mulai curiga, korban tidak ingin memprosesnya.
Tempo telah mencoba mengkonfirmasi kejadian ini kepada Vice President Corporate Communication Telkomsel Denny Abidin. Namun hingga berita ini diturunkan, Denny belum memberikan respons.