Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (kode saham GOOD), salah satu perusahaan makanan dan minuman di Indonesia, hari ini mencatatkan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia dan memperoleh dana untuk meningkatkan modal saham sebesar Rp 979,48 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur Utama Garudafood Hardianto Atmadja mengatakan harga perdana saham GOOD ditetapkan sebesar Rp 1.284 per saham.
Hardianto Atmadja mengatakan IPO itu adalah bagian dari rencana Garudafood untuk memperkuat modal kerja guna menjalankan ekspansi bisnis sebagai strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
“Kami berterima kasih atas dukungan dan kerja sama baik dari pemerintah, regulator, penjamin pelaksana emisi dan profesi serta lembaga penunjang pasar modal Indonesia, mitra bisnis, dan para investor yang telah mewujudkan mimpi Garudafood menjadi perusahaan publik,” kata Hardianto, pada saat pencatatan saham perdana di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 10 Oktober 2018.
GOOD menjadi emiten ke-44 yang IPO pada tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia.
Hardianto mengatakan Garudafood menerbitkan saham baru sebanyak 762,84 juta termasuk saham yang diterbitkan kepada Pelican Company Ltd. sebanyak 727,84 juta saham dalam rangka pelaksanaan konversi Mandatory Convertible Bond (MCB). Bersamaan dalam IPO ini juga, kata Hardianto Garudafood mengadakan Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation atau “ESA”) sebanyak-banyaknya 2,8 juta saham.
Hardianto mengatakan IPO ini akan menjadi momentum positif bagi Garudafood untuk terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan peluang pasar yang begitu besar, baik di Indonesia maupun ASEAN.
"IPO juga akan membawa standar baru dalam tata kelola perusahaan yang baik yang menjadi kebutuhan perusahaan modern," kata Hardianto.
Direktur dan Corporate Secretary Garudafood, Paulus Tedjosutikno mengatakan Garudafood mencatatkan kinerja yang sangat solid. Selama periode 4 bulan hingga April 2018, penjualan tercatat naik 16 persen menjadi Rp 2,9 triliun dari Rp 2,5 triliun untuk periode yang sama pada 2017. Paulus mengatakan laba bersih perusahaan juga tumbuh 136 persen menjadi Rp 222,5 miliar selama periode 4 bulan hingga April 2018 dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 sebesar Rp 94,5 miliar.
"Total aset Garudafood per 30 April 2018 tercatat Rp 4,3 triliun atau tumbuh 22,6 persen dibandingkan posisi per 31 Desember 2017 sebesar Rp 3,5 triliun," kata Paulus.
Paulus mengatakan Garudafood saat ini memproduksi dan menjual produk makanan dan minuman di bawah lima merek unggulannya yaitu Gery, Garuda, Chocolatos, Leo dan Clevo. Produk-produk tersebut meliputi biskuit, kacang, pilus, keripik, confectionery, minuman susu dan serbuk coklat dengan total sekitar 100 SKU per 30 April 2018. Menurut Paulus Garudafood saat ini telah melakukan penjualan ekspor ke lebih dari 20 negara dengan fokus pada negara-negara ASEAN, China dan India.
Director Head of Investment Banking PT Indo Premier Sekuritas Rayendra L. Tobing, mengatakan saham Garudafood diharapkan akan menjadi salah satu saham konsumer pilihan yang menarik untuk berinvestasi.
“Selama periode penawaran umum yang dilaksanakan dari tanggal 2-4 Oktober 2018, pemesanan saham Garudafood mengalami kelebihan permintaan hingga enam kali dari total saham yang ditawarkan. Hal ini mengindikasikan kepercayaan publik yang besar terhadap kinerja Garudafood dan prospek usaha ke depannya," kata Rayendra.