Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo telah menawarkan sejumlah peluang investasi kepada raksasa teknolgi Amerika Serikat, Apple. Jokowi meminta Apple bisa membangun pabrik di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah sedang menyiapkan sejumlah insentif agar Apple mau berinvestasi di Indonesia. Dia mengatakan, insentif yang akan diberikan pemerintah kepada Apple bermacam-macam bentuknya. Misalnya, dalam hal pungutan pajak barang impor komponen Apple.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dia kan ada barang yang kita belum bisa produksi dan kita butuh untuk memproduksi suatu barang. Ya ngapain kita pajakin? Kalau kita pajakin itu barang, kan jadi akhirnya produknya nggak mau masuk," kata Luhut dalam video unggahan akun Instagram-nya pada Kamis, 18 April 2024.
Sebelumnya CEO Apple Tim Cook telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas rencana investasi Apple di RI. Pertemuan tersebut terjadi di Istana Merdeka pada Rabu, 17 April 2024. Luhut menyatakan, pemerintah Indonesia ingin meniru insentif yang diberikan oleh India dan Thailand. Namun, tetap akan disesuaikan dengan peraturan dalam negeri.
"Jadi, kita tiru saja apa yang dibuat oleh India, Thailand. Nanti kita pelajari. Tentu, kita adjust kiri-kanan untuk sesuai dengan aturan-aturan kita," kata Luhut.
Apple dan pemasoknya, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal dan dikutip India Times, mempunyai rencana ambisius untuk memproduksi lebih dari 50 juta iPhone di India setiap tahun dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Apple untuk mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok dan mendiversifikasi rantai pasokannya. Jika berhasil, India akan menyumbang seperempat produksi iPhone global pada akhir dekade ini.
Sementara di Thailand, seperti dilaporkan Nikkei dan dikutip dari Reuters, Apple sedang dalam pembicaraan dengan pemasok untuk membuat MacBook di Thailand sebagai bagian dari upaya berkelanjutan perusahaan untuk memperluas kehadiran manufakturnya di luar Tiongkok. Pemasok yang terlibat dalam pembicaraan tersebut telah memiliki kompleks manufaktur di Thailand untuk klien lain dan sedang mendiskusikan kemungkinan perakitan dan produksi komponen dan modul untuk MacBook.
Presiden Jokowi telah memerintahkan Luhut untuk menindaklanjuti pembahasan peluang investasi Apple di Indonesia tersebut.
"'Pak Luhut, ini masanya kompetisi. Jadi kalau di Thailand atau India dia (Apple) dapat 2, kalau kita bisa kasih lebih 2. Harus kita bisa'" kata Luhut mengulangi kalimat Jokowi.
Bahkan menurut Luhut, pemerintah bisa mengubah peraturan bila aturan tersebut menghambat eksekusi investasi Apple di Indonesia. Dia menilai, peraturan RI terkadang justru menghambat perkembangan dalam negeri.
"Kalau aturan itu menghambat, kita memang harus ganti. Kita kadang membuat aturan yang mengikat diri kita sendiri, sehingga kita jadi tidak kompetitif," ucapnya.
Pada intinya, menurut Luhut semuanya adalah urusan persaingan. Dalam hal persaingan, ada faktor efisiensi.
"Efisiensi itu akan membawa Indonesia lebih kompetitif di berbagai bidang ke depannya," ujar Luhut.