Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Masa Kejayaan Tupperware Selama 33 Tahun di Indonesia

Cerita perjalanan panjang selama 33 tahun Tupperware di Indonesia, masa kejayaan hingga pamit mundur.

15 April 2025 | 20.10 WIB

Tupperware. shutterstock.com
material-symbols:fullscreenPerbesar
Tupperware. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah lebih dari tiga dekade menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan rumah tangga Indonesia, Tupperware resmi menghentikan operasional bisnisnya di tanah air. Pengumuman mengejutkan itu disampaikan melalui akun Instagram resmi @tupperwareid pada Sabtu, 13 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dengan berat hati, kami mengumumkan bahwa Tupperware Indonesia secara resmi telah menghentikan operasional bisnisnya sejak 31 Januari 2025," demikian pernyataan perusahaan dalam takarir unggahan mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Penutupan ini menandai berakhirnya perjalanan panjang Tupperware di Indonesia selama 33 tahun. Dalam periode itu, merek asal Amerika Serikat ini tidak hanya dikenal lewat produk-produk plastik berkualitas untuk penyimpanan makanan, tapi juga berhasil membangun komunitas yang kuat lewat sistem penjualan langsung dan jaringan konsultan yang luas. Di dapur, meja makan, hingga acara arisan, Tupperware menjadi simbol kepraktisan sekaligus gaya hidup modern.

Keputusan untuk menghentikan bisnis di Indonesia merupakan bagian dari langkah global Tupperware Brands Corporation, menyusul pengajuan perlindungan kebangkrutan di bawah Chapter 11 pada 16 September 2024. Langkah hukum ini ditempuh setelah perusahaan mengalami tekanan keuangan berat akibat penurunan permintaan pasar dan kerugian finansial yang membengkak.

Perusahaan yang bermarkas di Orlando, Florida, ini mencatat utang sebesar US$ 818 juta atau sekitar Rp 214 triliun saat mengajukan pailit. Mereka juga mengungkapkan rencana mencari pembeli potensial dalam waktu 30 hari, namun rencana itu dengan cepat mendapat penolakan dari tiga kreditur utama: Alden Global Capital, Stonehill Institutional Partners, dan Bank of America.

Ketiganya bahkan mengambil langkah ekstrem dengan memblokir akses Tupperware ke rekening perusahaan senilai US$ 7,4 juta, serta mengajukan mosi untuk membatalkan perlindungan kebangkrutan dan mengubahnya menjadi likuidasi penuh di bawah Bab 7.

Model Bisnis yang Tertinggal Zaman

Di balik keruntuhan Tupperware, para analis menyebut kegagalan perusahaan dalam beradaptasi sebagai penyebab utama. Model penjualan langsung yang dulu menjadi kekuatan utama, kini dinilai tidak lagi relevan di era digital. Konsumen muda lebih memilih berbelanja lewat platform e-commerce yang menawarkan kemudahan, variasi produk, dan kecepatan pengiriman.

Tahun 2023 menjadi titik balik yang pahit bagi Tupperware, ketika nilai saham mereka anjlok hingga 90 persen dan laporan keuangan menunjukkan krisis likuiditas yang serius. Meskipun sempat mencoba langkah penyelamatan melalui restrukturisasi dan pencarian mitra strategis, upaya tersebut tidak cukup untuk membendung keruntuhan yang sudah di depan mata.

Tupperware pertama kali diperkenalkan pada 1946 oleh Earl Tupper. Dengan inovasi wadah makanan berbahan plastik tahan lama dan penutup rapat untuk menjaga kesegaran, Tupperware menjelma menjadi simbol revolusi dapur modern. Salah satu ciri khasnya adalah “Tupperware Party”, yaitu metode penjualan yang menggabungkan promosi produk dengan interaksi sosial di rumah-rumah konsumen.

Konsep ini terbukti sukses besar, menjadikan Tupperware merek global yang hadir di lebih dari 100 negara. Di Indonesia sendiri, kehadiran Tupperware sejak awal 1990-an disambut antusias oleh pasar, menjadikannya salah satu produk rumah tangga paling dikenal dan dicari.

Dalam unggahan perpisahannya, Tupperware Indonesia menyampaikan apresiasi mendalam kepada para konsumen, mitra, dan komunitas yang telah setia mendampingi perjalanan panjang mereka.

“33 tahun bukanlah waktu yang singkat. Dalam kurun waktu itu, Tupperware telah menjadi bagian dari dapur, meja makan, dan momen berharga keluarga Indonesia,” tulis perusahaan tersebut.

Putri Safira Pitaloka dan Alfitria Nefi P berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus