Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para menteri Kabinet Merah Putih, yang akan mendapat pembekalan dari Presiden Prabowo Subianto di Akmil Magelang, merasakan keseruan dan ketegangan naik pesawat angkut militer TNI AU, C-130 Hercules.
Banyak di antara mereka yang baru pertama kali naik pesawat baling-baling dengan posisi duduk berjajar seperti angkot.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Alhamdulillah, saya dengar banyak yang doanya agak kencang suaranya. Semua tanpa ajudan atau pendamping," kata Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid setibanya di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, Kamis, 24 Oktober 2024.
“Pengalaman pertama kali naik pesawat Hercules. Seru, tapi tegang juga,” kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam unggahan di Instagram pribadinya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengunggah foto di dalam pesawat ketika ia duduk di sebelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menko Polkam Budi Gunawan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengunggah foto saat bersama menteri dan pejabat negara lain di dalam pesawat Hercules untuk terbang ke Yogyakarta mengikuti retreat di Akmil Magelang, 24 Oktober 2024. Terlihat dalam foto Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Budi Gunawan. (Instagram/smindrawati)
Pesawat C-130 Hercules produksi Lockheed Martin merupakan pesawat angkut militer paling populer. Tidak kurang dari 70 negara menggunakan pesawat ini, yang sudah diproduksi lebih dari 2.500 buah.
Lockheed C-130 Hercules adalah pesawat angkut militer turboprop bermesin empat yang dirancang dan dibangun oleh Lockheed (sekarang Lockheed Martin). Mampu menggunakan landasan pacu paling sederhana, C-130 awalnya dirancang sebagai pesawat pengangkut pasukan, evakuasi medis, dan kargo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rangka pesawat serbaguna ini telah digunakan dalam peran lain, termasuk sebagai pesawat tempur (AC-130), untuk penyerangan udara, pencarian dan penyelamatan, dukungan penelitian ilmiah, pengintaian cuaca, pengisian bahan bakar udara, patroli maritim, dan pemadaman kebakaran udara. Sekarang, pesawat ini menjadi pengangkut udara taktis utama bagi banyak pasukan militer di seluruh dunia. Lebih dari 40 varian Hercules, termasuk versi sipil yang dipasarkan sebagai Lockheed L-100, beroperasi di lebih dari 60 negara.
Dikutip dari laman lockheedmartin.com, kelahiran pesawat ini ketika AS memasuki Perang Korea (1950-1953). Angkatan Udara AS menyadari bahwa mereka tidak memiliki transportasi militer sejati yang mampu mengangkut pasukan tempur untuk jarak menengah dan mengirim mereka ke lapangan udara yang pendek dan sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, Komando Udara Taktis Angkatan Udara AS mengeluarkan spesifikasi pada awal tahun 1951 untuk transportasi kargo menengah baru.
Lockheed Aircraft Corporation saat itu memenangkan kompetisi dan dikontrak untuk memproduksi dua prototipe pesawat YC-130. Penerbangan pertama YC-130 berlangsung pada 23 Agustus 1954, di pabrik Lockheed di Burbank, California. Keempat mesin turboprop-nya memungkinkan YC-130 lepas landas hanya dalam jarak 250 meter.
Selain kemampuan angkatnya yang luar biasa, pesawat tersebut juga terbukti jauh lebih dapat bermanuver dari yang diharapkan sambil memenuhi atau melampaui semua persyaratan kinerja Angkatan Udara AS lainnya.
C-130 mulai beroperasi di AS pada tahun 1956, diikuti oleh Australia dan banyak negara lain. Selama bertahun-tahun beroperasi, Hercules telah berpartisipasi dalam berbagai operasi bantuan militer, sipil, dan kemanusiaan.
Pada tahun 2007, pesawat angkut ini menjadi pesawat kelima yang menandai 50 tahun layanan berkelanjutan dengan pelanggan utamanya, yang untuk C-130 adalah Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF). C-130 adalah pesawat militer yang paling lama diproduksi secara terus-menerus, setelah mencapai 70 tahun produksi pada tahun 2024. Lockheed Martin C-130J Super Hercules yang diperbarui tetap diproduksi hingga tahun 2024.
Pasukan Air crew TNI, sebelum mengikuti acara serah terima pesawat Super Hercules C-130J baru, di Terminal Selatan, Pangkalan Udara TNI AU, Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Pesawat kargo militer Super Hercules C-130J baru akan ditempatkan di Skadron Udara 31 TNI AU Lanud Halim Perdanakusumah. Helikopter AS550 Fennec ke TNI AD dan Helikopter AS565 MBE Panther ke TNI AL. Foto : TEMPO/Imam Sukamto'
Hercules Masuk Indonesia sebagai Tebusan Pilot CIA
Indonesia pertama kali menerima 10 pesawat C-130 dari pemerintah Amerika Serikat sebagai penukar tawanan pilot CIA Allen Pope yang membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi pada tahun 1958.
Setelah itu, pemerintah mendatangkan sejumlah pesawat Hercules lain. Pada 1999, Senat AS sempat membekukan penjualan peralatan militer ke Indonesia karena dianggap menganeksasi Timor Timur. Akibatnya, banyak pesawat Hercules TNI tidak bisa terbang karena kekurangan suku cadang.
Pemerintah Indonesia pada 2019 membeli lima pesawat C-130 J Super Hercules dari Lockheed Martin yang empat di antaranya pada periode 2023 sampai awal 2024 telah diterima oleh Pemerintah Indonesia dan diserahkan langsung ke TNI Angkatan Udara.
Unit terakhir C-130 J Super Hercules itu, sama seperti empat pesawat lainnya, juga akan memperkuat Skuadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Pilihan Editor Ekonom Kritik Proyek Food Estate Seluas 2 Juta Hektare di Papua, Disebut Mirip Eksploitasi era Kolonial