Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KESIBUKAN Terence Adiprana bertambah dalam sebulan terakhir. ”Kami sedang menyelesaikan tender pembangunan konstruksi apartemen Metropark,” kata Manajer Bisnis PT Metropark Condominium Indah—pengembang apartemen—itu kepada Tempo, pekan lalu.
Apartemen Metropark akan dibangun di tengah kota industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, pada Januari mendatang. Dengan luas lahan 4.000 meter persegi, dana yang diinvestasikan Rp 75 miliar. Bangunan terdiri dari dua blok enam lantai dengan total 288 unit. Kisaran harganya Rp 135 juta hingga Rp 290 juta per unit.
Pasar yang dibidik adalah kaum profesional dan ekspatriat yang bekerja di kawasan industri itu. Asal tahu saja, sebuah survei lembaga konsultan menyatakan, di area seluas 5.500 hektare itu terdapat 1.200 perusahaan dalam dan luar negeri, dengan 5.000 pegawai setingkat manajer ke atas—seribu di antaranya ekspatriat.
”Kebanyakan dari mereka tinggal di Jakarta dan menjadi komuter, pulang-pergi Jakarta-Cikarang,” kata Terence. Alasannya, hunian di Jakarta lebih cocok dengan gaya hidup mereka. Maka, ketika ditawari hunian vertikal dengan aneka fasilitas yang diinginkan dekat tempat kerja, gayung bersambut. Sebagian mereka bersedia membeli. Sejak diluncurkan pada Agustus lalu, proyek pre-sale itu laris manis. ”Sudah 70 persen terjual,” kata Terence.
Metropark menjadi pembuka jalan pembangunan apartemen di Bekasi. Dua pengembang lain akan ikut berkompetisi, PT Metropolitan Land (pengembang Hotel Horison dan Metropolitan Mal) dan PT Rakapastika Asri (pengembang kompleks Blue Oasis City di Bekasi). Pasar yang disasar juga tak beda jauh, kaum ekspatriat yang bekerja di Jababeka.
Area pinggiran Jakarta menjadi kancah persaingan baru apartemen dalam enam bulan terakhir. Depok sudah dimulai pada Agustus lalu, lewat Margonda Residence, yang dikembangkan PT Cempaka Bersama Maju. Lokasinya tak jauh dari tiga universitas ternama. Mahasiswa jadi bidikan utama. ”Dari 700 unit yang ditawarkan, hampir 90 persen sudah laku,” kata Sisca, sekretaris perusahaan PT Megah Pratama Gemilang, agen penjualan apartemen itu. Kisaran harganya Rp 100 juta hingga Rp 450 juta per unit.
Bergerak sedikit ke arah Tangerang, apartemen kelas menengah juga sudah berdiri. Apartemen Taman Modern di Kota Modern, apartemen Amartapura di Lippo Karawaci, dan Serpong Town Square, antara lain. Lippo bakal menambah bangunan serupa di area 100 ribu meter persegi dekat mal Karawaci.
Tak ayal, fenomena menyebarnya apartemen ke pinggiran ini menarik sejumlah pengamat properti. Menurut Mia Diana Sari, Manajer Senior Riset dan Konsultasi lembaga konsultan properti Coldwell Banker, selain karena pasar, itu adalah imbas semakin tingginya harga tanah akibat terbatasnya lahan di Jakarta.
Harga untuk kawasan Kelapa Gading, misalnya, saat ini berkisar Rp 7 juta per meter persegi. Daerah Tomang Rp 8 juta, Senayan Rp 9 juta, dan Mega Kuningan Rp 11 juta per meter persegi. Wilayah pusat bisnis Sudirman malah mencapai Rp 13 juta per meter persegi. Ini berbeda dengan luar Jakarta. Di Tambun, Bekasi, umpamanya, harga rata-rata per meter persegi baru Rp 600 ribu sampai Rp 1 juta.
Harga dalam kota itu akan terus menanjak seiring dengan kenaikan inflasi. ”Per tahun rata-rata naik 10 persen,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda. Penyebab lain, hunian vertikal di Jakarta saat ini sudah berjubel. Ali menghitung, setidaknya lebih dari 40 kompleks apartemen telah menyebar. Mulai dari Kelapa Gading di Jakarta Utara, menjalar ke kawasan Kemayoran, Juanda, Grogol, Cengkareng, Mega Kuningan, pusat bisnis Sudirman, hingga Permata Hijau, Jakarta Selatan.
Pertumbuhan apartemen pun cukup signifikan dari tahun ke tahun. Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) mencatat, dalam tiga tahun sejak 2003, pertambahan itu mencapai 67.412 unit, dengan lahan 200 hektare. Sedangkan lahan Jakarta, menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan, saat ini sudah terpakai lebih dari 95 persen. Artinya, kemungkinan yang paling besar adalah hunian menjulang alias vertikal.
Danto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo