Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menperin: Industri Biofarmasi Didorong Manfaatkan Bahan Baku Alam

Kementerian Perindustrian mendorong industri farmasi nasional menciptakan produk biofarmasi dengan memanfaatkan sumber bahan baku alam.

11 Juli 2018 | 07.50 WIB

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan antisipasi pemerintah menghadapi ancaman perang dagang AS, seusai rapat bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 9 Juli 2018. TEMPO/Friski Riana
Perbesar
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan antisipasi pemerintah menghadapi ancaman perang dagang AS, seusai rapat bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 9 Juli 2018. TEMPO/Friski Riana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian mendorong industri farmasi nasional menciptakan produk biofarmasi dengan memanfaatkan sumber bahan baku alam mengingat potensi besar di dalam negeri. "Ke depan, biofarmasi akan menjadi solusi. Untuk itu, kita harus bisa mengoptimalkan kekayaan hayati yang kita miliki. Selanjutnya, riset dan pengembangan yang lebih intens juga harus terus dilakukan," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya di Jakarta, Selasa, 10 Juli 2018.

Airlangga menyampaikan hal itu dalam pembukaan Pameran Industri Farmasi, Kosmetik, dan Jamu di Plasa Pameran Industri, Jakarta. Upaya ini seiring dengan langkah strategis dalam menerapkan revolusi industri 4.0 di Indonesia sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor berbasis kimia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Airlangga menjelaskan, untuk memacu tumbuhnya inovasi produk di sektor industri, pemerintah tengah memfasilitasi pemberian insentif. "Kemarin, ketika rapat terbatas dengan Bapak Presiden, salah satu yang akan didorong adalah biofarmasi. Jadi daya saing industri ini akan dipacu dengan menciptakan substitusi impor dan membangun pabrik bahan baku obat di Indonesia," ujarnya.

Kementerian Perindustrian mencatat, industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional tumbuh 6,85 persen pada 2017. Industri bahan kimia dan barang kimia, termasuk di dalamnya industri kosmetik dan bahan kosmetik, mengalami pertumbuhan 3,48 persen. "Industri tersebut pada tahun lalu diketahui memiliki kontribusi sebesar Rp 67 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Tanah Air," ucap Airlangga.

Penyelenggaraan Pameran Industri Farmasi, Kosmetik, dan Jamu tahun 2018 diikuti 45 peserta, yang terdiri atas 22 perusahaan farmasi, 10 perusahaan jamu, dan 13 perusahaan kosmetik. Juga dua balai besar milik Kementerian Perindustrian. Tujuan acara yang berlangsung pada 10-13 Juli 2018 ini adalah mempromosikan produk industri farmasi, kosmetik, dan jamu yang telah berkualitas dan sesuai dengan standar agar dapat memperluas pasarnya, baik di domestik maupun ekspor.

Airlangga meyakini Indonesia merupakan pasar yang cukup besar dan menjanjikan bagi produsen farmasi, kosmetik, dan jamu seiring dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk. "Dengan perkembangan zaman sekarang, industri kosmetik juga memperluas target konsumennya, tidak hanya menyasar kaum wanita," tuturnya. Kemudian adanya tren masyarakat kembali ke alam (back to nature) membuka peluang bagi produk jamu dan kosmetik berbahan alami, seperti produk-produk spa yang berasal dari Bali.

"Produk-produk spa ini cukup banyak diminati wisatawan mancanegara. Dengan penguatan branding yang baik, diharapkan produk kosmetik nasional ke depannya dapat mencapai kesuksesan seperti produk-produk kosmetik dari luar negeri," kata Airlangga.

Karena itu, Kementerian Perindustrian terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri tersebut dengan melaksanakan berbagai program dan kebijakan strategis yang memperkuat struktur sektornya. Misalnya dengan memasuki era industri 4.0 saat ini, transformasi ke arah teknologi digital dinilai akan menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri.

"Pemanfaatan teknologi dan kecerdasan digital, mulai proses produksi dan distribusi ke tingkat konsumen, tentu akan memberikan peluang baru guna dapat meningkatkan daya saing industri dengan adanya perubahan selera konsumen dan perubahan gaya hidup," ujar Airlangga.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus