Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menteri AHY Sebut Sertifikat Tanah Elekronik Akan Diintegrasikan ke INA Digital

AHY menyebut sertifikat elektronik penting ditinjau dari segi keamanan dokumen.

15 Juni 2024 | 20.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Denpasar - Menteri Agraria dan Tata Ruang sekaligus Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY mengatakan telah menerbitkan 62.753 sertifikat tanah elektronik dalam 100 hari kerja. Dia menyebut awal menjabat pada 21 Februari lalu, Kementerian ATR/BPN menerbitkan 19.802 sertifikat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Terjadi peningkatan hampir 3 kali lipat,” kata AHY dalam pidato Reforma Agraria Summit di The Meru Sanur, Denpasar, Bali, pada Sabtu, 15 Juni 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AHY menyebut sertifikat elektronik penting ditinjau dari segi keamanan dokumen. Tak hanya itu, kata dia, sertifikat elektronik ini juga memberi kemudahan dalam bertransaksi dan kepastian hukum. 

Ketua Umum Partai Demokrat ini juga mengklaim program ini sejalan dengan agenda pemerintah untuk pengelolaan berbasis digital. Dia menyebut layanan sertifikat elektronik ini akan diintegrasikan ke sistem INA digital.

INA Digital merupakan nama dari Government Technology (GovTech), sistem pemerintahan berbasis elektronik. Presiden Joko Widodo atau Jokowi meluncurkan GovTech dalam acara Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Summit di Istana Negara pada Senin, 27 Mei 2024.

GovTech adalah lembaga yang akan bertugas menggerakkan keterpaduan layanan digital pemerintah yang selama ini tersebar di ribuan platform atau aplikasi.

“Dengan adanya sistem INA Digital ini masyarakat dapat mengakses berbagai layanan publik secara real time dan efisien, sehingga mendukung kemudahan layanan publik yang cepat, aman, transparan, dan berkualitas,” kata AHY. 

Sementara itu, AHY juga mengatakan perjalanan 10 tahun program Reforma Agraria terjadi beberapa akselerasi. Dia menyebut pendaftaran tanah melalui pendaftaran tanah sistematis dan lengkap atau PTSL mencapai 113,3 juta bidang tanah yang terdaftar per Mei 2024. 

Dia menyebut pada 2017 silam hanya 46 juta bidang tanah yang terdaftar. “Telah terjadi akselerasi,” kata AHY.

Ketua Umum Partai Demokrat itu menyebut dari 113,3 juta bidang tanah itu ada 91,7 bidang yang telah bersertifikat. Artinya capian PTSL menyundul angka 94,4 persen dari target 120 juta bidang tanah pada 2024. 

“Atau mencapai 89 persen jika dihadapkan pada total target akhir 2025, yaitu 126 juta bidang tanah,” kata AHY. 

Dalam 100 hari kerja, kata AHY, kementeriannya juga kami juga telah mendaftar 2,4 juta bidang tanah sejak tanggal 21 Februari 2024 silam. Oleh karena itu, dia mengaku optimis akan mencapai target pada 2025 mendatang. “Kami optimistis atas kerja bersama sinergi dan kolaborasi kita semua target PTSL tersebut dapat tercapai,” kata dia.

Program ini, menurut AHY telah berkontribusi terhadap penambahan nilai ekonomi. Dari pajak penghasilan, bea perolehan hak dan bangunan, penerimaan negara bukan pajak, dan nilai hak tanggungan mencapai Rp 215,8 triliun. 

Selanjutnya baca: Reforma agraria disebut kebijakan afirmasi untuk masyarakat adat

Direktur Pemberdayaan Tanah Kementerian ATR/BPN, Dwi Budi Martono, mengatakan reforma agraria merupakan kebijakan afirmasi untuk mendahulukan masyarakat dan kelompok rentan. Dia menyebut gagasan itu berasal dari acara Reforma Agraria Summit 2024 yang juga menjadi ajang refleksi atas pelaksanaan program reforma agraria yang telah terlaksana. 

“Reforma agraria perlu dipandang sebagai kebijakan afirmasi yang mendahulukan kelompok lemah, rentan, dan marginal. Terutama kelompok miskin perempuan dan masyarakat adat,” kata Budi saat berpidato dalam acara Reforma Agraria Summit di The Meru Sanur, Denpasar, Bali, pada Sabtu, 15 Juni 2024. 

Dia menyebut Reforma Agraria Summit ini menawarkan gagasan dan skema ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan. Tujuannya, kata dia, untuk memberi kepastian hak milik, penguasaan tanah, pemanfaatan, hingga komoditas nilai dalam satu paket kebijakan. 

“Lebih integratif secara institusional, termasuk menjawab tantangan ekonomi global,” kata dia. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus