Dampak Perang Dagang dan Tarif Trump ke Indonesia

Yopie Hidayat

Pemimpin redaksi tabloid ekonomi Kontan sejak November 2001 hingga menjadi juru bicara Wakil Presiden Boediono pada 2009-2014. Sebelum mendirikan Kontan, selama 1985-1994, ia bekerja di majalah mingguan Tempo. Lulus kuliah dari Universitas Airlangga, Surabaya, pada 1989, Yopie melanjutkan pendidikan dalam program Master of Public Policy di Lee Kuan Yeuw School of Public Policy Singapura. Pada 1994, ia mendapat Chevenning Award dari The British Council. Kini, Yopie menjadi anggota tim evaluator editorial Tempo

Tarif Trump akan memukul industri di Indonesia. Belum ada kebijakan jitu pemerintah Prabowo sehingga ketidakpastian menguat.

6 April 2025 | 08.30 WIB

Perbesar

Ilustrasi: Alvin Siregar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

Produk asal Indonesia terkena tarif bea masuk 32 persen ke Amerika Serikat.
Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat sebagian besar produk industri manufaktur padat karya.
Presiden Prabowo merancang kebijakan deregulasi untuk menahan efek perang dagang.

PASAR keuangan dunia terguncang hebat pekan lalu. Pemicunya adalah tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menerapkan tarif bea masuk baru untuk semua negara mitra dagang tanpa pandang bulu. Selain penetapan tarif pokok 10 persen untuk semua negara, ada tambahan tarif resiprokal untuk mitra dagang yang menikmati surplus perdagangan dengan Amerika. Indonesia pun tak luput dari “tarif Trump” yang mencapai 32 persen.