Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengatakan kerja sama yang baru dijajaki pemerintah dengan World Bank atau Bank Dunia untuk program 3 juta rumah tidak termasuk bantuan pinjaman dana.
Menteri yang akrab disapa Ara itu membantah adanya pemodalan, ketika ditanya berapa dana yang akan diberikan Bank Dunia. Ia bilang tidak ada pembicaraan tentang pinjaman dana. “Kita enggak ada pinjaman,” kata dia saat ditemui di mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, pada Ahad, 15 Desember 2024.
Menurut Ara, pemerintah meminta kepada Bank Dunia bentuk bantuan yang tidak melibatkan uang. Pemerintah akhirnya hanya meminta dukungan dalam bentuk riset.
“Kemarin kami tidak bicara pinjaman. Kami justru minta mereka apa yang tidak perlu bayar dari program mereka,” ucap dia. “Ya mereka bilang riset, oke. Kalau gitu, kemarin kami minta di riset aja. Misalnya bagaimana supaya masyarakat informal yang tidak punya penghasilan dan slip gaji bisa mendapatkan pinjaman.”
Sebelumnya, Ara telah bertemu dengan delegasi Bank Dunia di kantornya pada Jumat, 13 Desember 2024. Namun menurut keterangan tertulis Kementerian PKP, Bank Dunia terbuka untuk menyediakan pinjaman atau pemodalan untuk program 3 juta rumah.
Penjajakan kerja sama dilakukan lantaran ketersediaan anggaran Kementerian PKP yang hanya senilai Rp5,27 triliun pada 2025. “Jika hanya mengandalkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), kami hanya mampu membangun 257 ribu rumah,” kata Ara, dikutip dari keterangan tertulis, Ahad, 15 Desember 2024.
Di tengah minimnya anggaran, Ara mengatakan perlu langkah-langkah inovatif yang menggabungkan aspek teknis dan rencana strategis demi mewujudkan target Presiden Prabowo Subianto membangun tiga juta rumah per tahun.
Country Director for Indonesia and Timor-Leste, East Asia and Pacific World Bank Carolyn Turk mengatakan program tiga juta rumah bisa direalisasikan dengan melibatkan sektor publik, sektor privat, bisnis domestik, hingga bisnis internasional.
Carolyn menjelaskan bahwa bentuk dukungan Bank Dunia yang dapat disediakan selain pinjaman atau pemodalan, antara lain adalah kerja-kerja analitis. Hal itu yang nantinya menjadi upaya menyelesaikan isu-isu data baik dalam pengumpulan maupun pengkajian.
Kerja analitis oleh Bank Dunia juga akan membantu merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk menjawab berbagai persoalan guna mewujudkan target program. Selain itu, Bank Dunia juga menawarkan kerja analitis dalam penyusunan sistem untuk membantu proses desentralisasi yang melibatkan pemerintah daerah.
“Kerja-kerja analitis ini juga termasuk penyusunan serta penetapan target dan sasaran penerima manfaat dari program ini,” kata Carolyn.
Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: APBN Hanya Bisa untuk Bangun 275 Ribu Rumah, Maruarar Sirait Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Bank Dunia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini